Alt/Text Gambar

14 Februari 2018

14 Februari 2018

Ekuintek PKS Gelar Penyuluhan Pengolahan Sampah

Ir. Ichfan EKUINTEK PKS menyerahkan komposter kepada peserta pelatihan

Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup (Ekuintek) DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang menggelar pelatihan pembuatan komposter, yakni sebuah alat sederhana untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk, Minggu (11/2).

Kegiatan dipimpin Ketua Bidang Ekuintek, Ir. Ichfan ini berlangsung di Balai Rukun Warga (RW) Lingkungan Karanganyar, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, dengan menghadirkan praktisi dan pemerhati lingkungan dari Ungaran, Muhib. Dengan menggunakan alat sederhana bernama komposter, Bidang EKUINTEK PKS Kabupaten Semarang mengajak warga Kabupaten Semarang mengolah sampah organik rumah tangga. "Biar sampah tidak bau, bahkan bisa bermanfaat," ungkap Ir. Ichfan.

Bidang EKUINTEK PKS Kabupaten Semarang mengundang perwakilan warga dari 19 Kecamatan yang ada. Diharapkan peserta pelatihan mampu menjadi pioneer di daerahnya dalam rangka mengolah sampah.
Muhib menjelaskan skema komposter

Muhib, praktisi pupuk kompos yang mempunyai hobi menanam ini menginisiasi keahliannya berkat ketekunan membuat kebun mini di halaman rumahnya. Ia manfaatkan untuk menanam sayuran dan tanaman obat. Selain itu, Muhib juga telah memproduksi pupuk cair hasil olahan sampah organik rumah tangga.

"Dalam mengelola sampah, pada mulanya dipilah dari organik dan anorganik. Baru kemudian diolah selanjutnya. Target pelatihan ini agar setiap keluarga mampu mengelola sampah rumah tangga," ungkap Muhib selaku pemateri.

Berawal dari kegemarannya menanam tanaman herbal dan mengelola sampah, Muhib mampu membuat pupuk cair untuk mempercepat tanaman tumbuh dan berbuah.

Praktisi pembuat pupuk cair dari Ungaran ini berpesan, "Ada konsep 3R dalam pengelolaan sampah. Yaitu reuse, memakai kembali sampah. Misalnya, gelas plastik minuman bisa untuk mencangkok dan pembibitan, bisa juga kita jual.Reduce, yaitu mengurangi sampah. Misalnya membawa tas atau plastik sendiri saat belanja. Dan recycle, mendaur ulang. Misalnya, dibuat pupuk kompos, baik padat maupun cair."

Selain itu juga disampaikan konsep 3K, yaitu Kesadaran, untuk menghindari pencemaran lingkungan, bahkan agar mampu mengelola sampah. Kebermanfaatan, meyakini bahwa sampah masih memiliki kegunaan, dan Keberkahan, pengolahan sampah mampu memberi efek ekonomi dan kesehatan.

Peserta yang juga datang kecamatan Sumowono dan Tuntang terlihat antusias mengikuti pelatihan. Kesempatan sesi tanya jawab dimanfaatkan para peserta untuk menanyakan seputar pembuatan kompos. Tercetus dari peserta akan mengundang pembicara untuk memberi pelatihan serupa bagi kelompok tani di daerahnya.

“Saat ini kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah masih minim. Melalui pelatihan ini diharapkan kesadaran mengelola sampah semakin terbangun. Dari sampah yang ada, kita pilah menjadi organik maupun anorganik. Masing-masing akan mampu menambah nilai ekonomis jika kita mampu mengolahnya,” ujar Ichwan.

Di akhir acara, peserta dibagikan komposter berupa alat pengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk. Alat ini cukup sederhana, dibuat dari tong maupun ember plastik dan pipa paralon sebagai bahan dasar.

Melalui alat ini diharapkan dalam satu bulan ke depan, masing-masing peserta mampu mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman di sekitarnya, bahkan bernilai lebih untuk tambahan penghasilan keluarga.

humas
suaramerdeka.com
jatengpos.com
reportactual.com

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang