Oleh : Cahyadi Takariawan
Kehidupan sangatlah indah untuk dinikmati. Allah telah mengaruniakan berbagai fasilitas yang memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan secara optimal. Kita diberi mata yang dengan itu bisa melihat keindahan ciptaanNya, melihat fenomena alam sekitar dengan berbagai keunikan mereka. Kita diberi telinga yang bisa mendengar berbagai suara, kemerduan dan kesyahduan irama penyejuk jiwa.
Allah karuniakan pikiran, hati dan anggota badan, semua untuk memudahkan manusia dalam menikmati kehidupan, agar bisa mendapatkan kebahagiaan. Kita diberi udara segar, oksigen yang cukup, air bersih, panas matahari untuk energi, juga tumbuhan serta binatang yang ditundukkan untuk manusia. Seluruhnya kita dapatkan secara gratis, tanpa kontribusi apapun untuk mendapatkan. Dengan Maha KasihNya, Allah berikan berbagai fasilitas tersebut, baik kepada orang beriman maupun kepada orang-orang kafir. Semua bisa menikmati kehidupan yang Allah berikan.
Dengan berbagai fasilitas yang Allah berikan secara gratis tersebut, tidaklah layak bagi manusia untuk cepat mengeluh dalam kehidupan. Hanya karena mata terasa pedih sebelah, seseorang mengeluh. Hanya karena telinga terasa berdengung, keluarlah berbagai keluh kesah. Hanya karena tangan terasa gatal, kaki kesemutan, bada pegal, kepala pusing, rambut cepat rontok, uban mulai tumbuh, kulit berwarna gelap, seseorang menumpahkan keluhan bahkan terkadang sumpah serapah.
Inilah salah satu sifat kelemahan manusia, mudah berkeluh kesah. Hal ini telah diabdikan Allah Ta’ala dalam firmanNya:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir…” (Al Ma’arij: 19-21).
Demikianlah watak manusia. Mudah sekali berkeluh kesah dalam hidup. Padahal kalau dipikir secara mendalam, kesempatan kita menkimati fasilitas Allah dalam keadaan normal jauh lebih banyak daripada saat tidak normal. Mata kita sakit itu hanya sesekali, dan itupun bisa disembuhkan. Sebagian besar waktu kita menjumpai mata yang sehat dan normal. Kalaupun Allah mengaruniakan mata yang buta kepada sebagian manusia, namun ia mendapatkan fasilitas berupa anggota tubuh lain yang sehat dan normal. Yang buta hanya matanya, sedangkan hati dan perasaan mereka tidaklah buta.
Di sisi yang lain, keluh kesah tidaklah akan mengubah keadaan, Mata yang pedih tidak akan sembuh dengan mengeluh. Kepala pusing tidak akan sembuh karena mengeluh. Keuangan yang minus tidak akan berubah dengan mengeluh. Bisnis yang bangkrut tidak akan berubah menjadi untung lantaran mengeluh. Keluh kesah sama sekali tidak pernah bisa menyelesaikan masalah.
Pada kenyataannya, keluh kesah lebih sering merupakan ekspresi kegagapan dalam menghadapi permasalahan. Bukannya akan meringankan beban, justru dengan mengeluh akan semakin menambah beban perasaan. Dengan banyak mengeluh, akan tercipta alam pikiran negatif, yang lebih cenderung menyalahkan orang lain, menyalahkan nasib, menyalahkan takdir, menyalahkan kelemahan-kelemahan serta kekurangan. Padahal yang diperlukan adalah sikap positif, untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah kehidupan. Inilah sikap asasi manusia yang beriman.
Keluh kesah hanya akan menambah beban, membuang tenaga, waktu juga pikiran. Keluh kesah juga akan mengganggu pergaulan di tengah masyarakat. Untuk itulah kita harus melatih jiwa untuk tegar menghadapi permasalahan, tidak cepat mengeluh, tidak mudah menyerah pada keadaan yang tidak diinginkan. Sekali lagi, hidup ini sangat indah untuk dinikmati, jadi jangan habiskan kesempatan dengan keluh kesah.
Bersikaplah positif menghadapi segala sesuatu. Inilah yang akan menyebabkan kita menjadi ringan menjalani kehidupan, akan bisa optimal dalam menikmati keindahan yang Allah ciptakan. Berhentilah mengeluh, karena keluhan sama sekali tidak menyebabkan kita menjadi mulia, justru bisa sebaliknya.
0 komentar:
Posting Komentar