Alt/Text Gambar

04 Desember 2014

04 Desember 2014

Menyiapkan Bekal Bagi Duta Allah, Untuk Meraih Pahala Terbaik


Apa yang akan kita lakukan jika tiap kebajikan yang kita kerjakan dibalas dengan sebaik-baik pahala, tiap doa yang kita panjatkan diijabah oleh Allah swt, semua yang kita nafkahkan diberikan ganti yang lebih banyak dari yang telah dikeluarkan?

Pada dasarnya umat Islam ini sedang melakukan perdagangan kepada Allah. Kita yang menjual, Allah yang membeli. Sedang Allah membeli pasti dengan harga yang sangat tinggi. Pertanyaanya maukah kita berdagang kepada Allah?

Sedang ada suatu ibadah yang barang siapa meminta maka Allah akan memenuhi permintaanya, barang siapa berdoa maka Allah akan mengabulkanya, bahkan biaya yang telah dikeluarkan maka Allah juga akan mengganti dengan ganti yang lebih banyak, ibadah tersebut adalah haji juga umroh.

  •  “Orang-orang  yang mengerjakan haji dan orang-orang yang mengerjakan umroh adalah duta Allah swt. Maka jika mereka memohon kepada-Nya passtilah dikabulkan, jika mereka meminta ampun, pastilah diampuni-Nya.” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
  •  “Orang-orang yang mengerjakan haji dan umroh adalah dutanya Allah swt, Dia berikan kepada mereka apapun yang menjadi permintaan mereka, Dia kabulkan apapun doa mereka, Dia gantikan untuk mereka semua biaya, satu dirham diganti satu juta dirham.”(HR. Al Baihaqi )
  •  “Rumah ini (Baitullah) adalah tiang Islam, maka barang siapa yang berangkat menuju ke rumah ini, baik untuk mengerjakan haji atau umroh, maka ia telah dijamin oleh Allah swt, jika ia meninggal maka akan dimasukkan-Nya ke surga, dan jika kembali akan diberkahi dengan oleh-oleh pahala”. (HR. Ibnu Jureij dengan isnad hasan)

Apakah kemudian kita akan menyatakan umroh itu mahal. Jika biaya satu dirham diganti satu juta dirham. Jika apapun permintaan kita, Allah mengabulkanya. Bahkan saat kita meminta ampun, Allah mengampuninya. Terlebih mereka yang berumroh tersebut berada dalam jaminan Allah swt. Bahkan mereka akan mendapat dua kemungkinan yang sangat menguntungkan, jika meninggal saat umroh maka akan dibalas surga, jika ia pulang maka akan membawa pahala yang penuh berkah.  Pahala di sini bisa berarti harta yang melimpah, sebagaimana hadits riwayat Al Baihaqi.

Namun itu semua akan bisa didapatkan jika haji atau umroh tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah disyariatkan Allah juga Rasul-Nya. Maka selayaknyalah kita membekali diri dengan ilmu sebelum beribadah. Supaya kita tidak seperti salah seorang sahabat nabi yang shalat, tetapi oleh Nabi sahabat ini disuruh mengulang shalatnya karena oleh Nabi dianggap belum shalat, padahal takbiratul ikhram sampai salam telah dikerjakan seluruhnya, namun ia tidak memenuhi ketentuan sesuai cara shalat Nabi.

Maka jangan heran jika ada orang yang habis haji atau umroh, tetapi tidak ada perubahan dari segi ibadah dan ahlaknya. Bisa saja hal itu disebabkan karena mereka berhaji atau umroh tanpa membekali ilmu, dan mereka hanya sekedar berangkat saja.

Maka mari senantiasa menambah ilmu, karena “Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah swt, maka ia akan dipahamkan atau difaqihkan tentang agama ini.”

By: Abu Salim Fillah
SEKOLAH HAJI UMROH (SHU) BAITULLOH BAWEN

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang