Alt/Text Gambar

05 Maret 2013

05 Maret 2013

"Belajar Mengamati PKS" by @DangTuangku



"Belajar Mengamati PKS"

by @DangTuangku

Ini adalah analisis sederhana tentang PKS paska kasus LHI:

1. Banyak pengamat menyebut PKS terjun bebas paska kasus LHI.

2. Bahkan akan tak lolos electoral threshold paska pemilu 2014.

3. Dalil yg digunakan terakhir adalah hasil survei syaiful mujani dan sukardi.
4. Apa betul begitu? Saya sangat sangat tidak yakin.

(saya bukan kader, walau câra pandang partai ini dlm membangun keluarga dan masyarakat saya coba ikuti.)

5. Banyak hal yg perlu dikritisi dari fenomena yg terjadi 4 tahun terakhir.

6. Mulai dari isu korupsi sampai survei2 maraton yg endingnya satu.

7. Kisaran waktu yg kita amati adalah setahun jelang pemilu 2009 - sekarang.

8. Ini bukan amatan khusus utk PKS tapi seorang jurnalis independen.

9. Mari kita lihat jelang pileg 2009. KPK gencar kejar koruptor di parpol.

10. Satu2nya parpol belum tersentuh saat itu adl PKS.

11. Muncul opini tak sengaja: PKS satu2nya partai bersih tersisa.

12. Ada ketakutan dari kelompok tertentu. PKS harus dihalangi jadi pilihan voters.

13. Intinya, PKS jgn dibiarkan mengambil keuntungan dari kerja KPK.

14. Saat pemilu mepet (2009), tiba2 muncul isu soal kader PKS rama pratama.

15. Rama disebut terlibat kasus korupsi. Isu ini dilemparkan ke pers.

16. Ada orang dlm KPK yg belakangan diketahui ternyata memanipulasi fakta.

17. Bekerja sama dgn media tertentu, termasuk tempo. Disokong orang2 SBY. Apa SBY tahu? Entahlah.

18. Seperti kita ketahui, isu rama berakhir begitu saja setelah pemilu 2009 kelar.

19. Seperti kita tahu, PD lalu menang pemilu walau banyak kadernya disikat KPK. Bukti masyarakat kita pelupa.

20. Ini bukti pertama isu Rama yg dimainkan tempo sekedar penjegal PKS (di 2009 -ed).

21. Mengapa PKS jadi sasaran? Ada banyak sebab.

22. Banyaknya kasus gratifikasi era DPR 2004-2009 terungkap karena ‘ulah’ PKS.

23. Tanya Antasari, siapa pelapor terbanyak gratifikasi di voting2 DPR: PKS.

24. Saya pernah bicara dgn kader PDIP, Joko Condro. Ia juga bilang PKS.

25. Joko juga bilang PKS lah banyak hambat patgulipat di DPR era itu.

26. Jadi logis serangan ke PKS jelang 2009; kepentingan pemilu dan dendam koruptor.

27. Setelah pemlu 2009, situasi tetap tak menguntungkan PKS.

28. Serangan media tempo cs makin massif. Faktor penyebabnya bertambah.

29. Selain konflik idiologi PKS-utan kayu (GM-JIL), juga Century.

30. GM dan Ulil yg masuk PD adalah satu kelompok.

31. Sedangkan Century karena PKS ngotot bongkar kasus itu.

32. Padahal dana Century tak hanya mengalir ke PD tapi diduga juga ke media. Tempo jugakah?

33. Dugaan ada juga aliran ke Tempo berawal dr adanya info. pimpinannya saat itu terlibat Century.

34. Sebab ia yg pertemukan R Tantular dan Sri M dgn Ny Ani di Washington.

35. Ini skandal yg diam2 kabarnya banyảk diketahui kalangan pers. Tapi pura2 tuli.

36. Saya berprasangka positif aja semoga info itu salah.

37. Tapi berita2 tempo yg cenderung menyerang pansus century, tetap timbulkan tanya.

38. Perang Tempo-PKS berlanjut sampai munculnya dokumen di kementan.

39. Dokumen itu dibuat mantan dirjen yg dipecat Suswono. Ditebar ke pers via pos.

40. Menggunakan berbagai nama samaran sebagai pengirim.

41. Urusan kebenaran dokumen kita lihat hasil penyidikan KPK.

42. Termasuk kita tunggu sidang kasus LHI. Juga apakah KPK punya CDR berisi perintah LHI ke AF ambil suap.

43. Kembali ke pertanyaan, apakah PKS akan mengalami turbulensi paska kasus LHI?

44. Secara internal, kasus LHI tak banyak pengaruh. Kader PKS setahu saya tak melihat figur.

45. sebagai orang luar, saya lihat mereka bekerja seperti terprogram. Presiden PKS hanya seperti imam dlm sholat.

46. Makmum dalam sholat jamaah, meski mengikuti imam, tapi hati dan pikiran ke Sang Pencipta.

47. Jika imam ada halangan, ada makmum di sekitar imam yg maju menggantikan imam.

48. Begitu juga kader PKS. Walau mengikuti pimpinannya, kader bekerja utk Sang Pencipta.

49. Begitu pimpinannya tak lagi bisa meneruskan kepemimpinan, muncul pimpinan baru.

50. Suka atau tidak, PKS lah satu2nya partai pergantian pimpinannya jauh dari gejolak.

51. Apa karena faktor idiologi? Bisa jadi. Ikatan idiologi biasanya lebih kuat dan menjadi pemersatu.

52. Bagi sebagian orang mungkin klise, tapi itulah roh penting politik yg terlupakan dalam praktik politik saat ini.

53. Sampai disini PKS mestinya dipandang adalah upaya sekelompok manusia membawa nilai2 agamanya dlm praktik politik.

54. Sebuah upaya yg semestinya dihargai karena bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

55. Jika dlm perjalanannya ada penyimpangan prilaku kader mereka, itu bukan alasan menghakimi PKS.

56. Dengan menghakimi PKS sbg partai munafik, bertopeng agama dan istilah negatif lainnya.

57. Bagaimanapun kader2 PKS manusia juga, dalam perjalanannya bisa tergoda hingga keluar dr tujuan awal.

58. Seperti sholat, suatu ketika sang imam atau makmum juga bisa batal wudhunya karena kentut misalnya.

59. Proses PKS mengganti pimpinannya saat LHI jadi tsk KPK adalah wujud sikap hati2 dan prasangka positif mereka.

60. Berprasangka positif terhadap teman seperjuangan mereka LHI, sekaligus juga pada KPK.

61. Sekarang pertanyaannya, bagaimana dampak perolehan suara PKS paska kasus LHI.

62. Sebagaimana kita ketahui, peroleh suara parpol seperti PKS adalah suara kader dan simpatisan.

63. Seperti kita uraikan tadi, suara kader tetap akan mengalir PKS. Lalu bagaimana suara simpatisan.

64. Seperti hasil2 survei, simpatisan PKS umumnya profesional/kelompok menengah Islam.

65. Lalu kemana bandul pilihan mereka 2014, tetap di PKS atau tidak, tergantung alasan mereka pada 2009 memilih PKS.

65. Jika alasan mereka karena jenuh dgn parpol berkubang korupsi, pilihan mereka hanya dua.

66. Tetap pilih PKS atau Golput. Pilih partai lain jelas tak mungkin, sebab korupsinya lebih akut.

67. Ini tergantung ujung kasus LHI dan bagaimana penyikapan PKS dlm mengelola dampak kasus LHI.

68. Seperti kita jelaskan diawal, PKS masih sedang menghadapi badai politik. Kasus LHI adalah contohnya.

69. Dari sejumlah analisa, kasus LHI ini kesimpulannya sama, politis. Tujuannya menghancurkan PKS.

70. Meski terlihat sifat konspiratifnya, PKS tak mungkin melawan dgn isu tsb pada KPK.

71. Sebab KPK sudah kadung tercitrakan sbg musuh koruptor, meski dlm sejumlah kasus malah jadi sumber korupsi.

72. Sehingga siapapun yang melawan KPK yg dianggap 'musuh koruptor' akan dianggap koruptor.

73. Larangan aleg dan elit membicarakan kasus LHI sudah tepat dan cerdik.

74. Sebab bila aleg dan pengurus PKS bicara kasus LHI tak ada guna. Malah kontraproduktif.

75. Akan mudah dituding prokoruptor dan akhirnya publik teralihkan perhatian dari subtansi kasus LHI yg janggal.

76. Pilihan PKS melawan konspirasi menghancurkan partai lewat KPK adalah dgn cara khas pergerakan.

77. Buka pelan2 kejanggalan penangan kasus oleh KPK dlm forum2 ilmiah.

78. Perkembangan kasus Anas dan sprindik KPK scr tak langsung untungkan PKS. KPK bisa juga jadi alat politik.

79. Simpatisan pun dapat penjelasan masuk akal soal adanya konspirasi menghancurkan PKS.

80. Bila ini dilakukan, PKS bisa mempertahankan suara seperti Pemilu 2009. Walau terus diserang media konvensional.


*https://twitter.com/DangTuangku
  pkspiyungan.org

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang