Mekah pbase.com |
Sahabatku tersayang,
dalam tahun-tahun pertama di Madinah itu, beberapa muslimah Muhajirin
pun sudah melahirkan. Di antaranya adalah putri Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam, Fatimah az-Zahra putra pertama Fatimah bernama Hasan dan yang kedua
bernama Husein. Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat senang bermain
dengan kedua judulnya itu.
Suatu ketika, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memandangi
dalam dalam Hasan dan Husain yang sedang berlarian dihadapannya. Anak Anak
ini lahir di perantauan, sama sekali
belum mengenal mekkah, tanah air mereka.
Hasan mengejar Husein yang bersembunyi
di dalam kamar. sambil berteriak kegirangan, Husein kabur dan melompat ke
punggung kakeknya. Fatimah hendak mencegah perbuatan itu, namun Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam mengisyaratkan agar mereka dibiarkan. Fatimah yang
sangat dekat dengan ayahnya itu segera menangkap isyarat lain di mata Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam.
"Mengapa ayah
tampak berduka?" tanya Fatimah lembut. "Bukankah Ayah baru saja
membuat kemenangan yang belum pernah dilakukan Suku Arab manapun dengan
mengalahkan pasukan Ahzab dan Bani Quraizhah? atau Ayah kini sedang teringat
kepada almarhumah Ibuku, Khadijah?"
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya menjawab dengan
linangan air mata di kedua pipi beliau. Fatimah tahu yang paling baik ialah
membiarkan ayahnya tercinta bermain dengan cucu-cucu sampai dukanya hilang. bersama
suaminya, Ali Bin Abi Thalib, Fatimah menarik kesimpulan bahwa duka Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam adalah akibat Kerinduan beliau kepada Mekah, tanah
air kaum Muhajirin. apalagi, saat itu adalah buah bulan Dzulhijjah, saat musim
haji akan segera tiba.
Akhirnya, Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah pun larut ke dalam
kedukaan itu. mereka terkenang negeri tempat mereka dibesarkan. Bagaimanakah
keadaan Mekkah kini setelah mereka tinggal kan?
Walau kebun-kebun hijau Madinah menyejukkan hati, hamparan kota putih
mekkah juga siang malam selalu terindukan.
Sahabatku, semua kaum Muhajirin sangat rindu untuk
menunaikan ibadah haji ke Mekah. sebagai penduduk Mekah, mereka juga lah
pemilik Rumah Tua Ka'bah yang diberkati. Kini, Quraisy merintangi kaum muslimin
pergi berhaji! itu benar-benar tidak adil karena siapa pun bisa berhaji ke
Mekah. Dari dahulu, pihak-pihak yang bermusuhan selalu bisa saling bertemu
dengan damai di Mekah dalam bulan bulan haji. Apa yang harus dilakukan
Kisah diambil dari berbagai sumber sirah nabawiyah
"Syaikh Shafiyyur Rahman al Mubarakfurry"
ONE DAY ONE SIRAH-MATERI 329
0 komentar:
Posting Komentar