Jakarta - Etnik Rohingya terus menghadapi penganiayaan
militer Myanmar sejak kemerdekaan negara itu pada tahun 1948. Pada tahun 1970,
kondisi ini makin memburuk sehingga memaksa ratusan ribu orang melarikan diri
ke negara tetangga seperti Bangladesh, Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, krisis Rohingya mendapatkan perhatian penting dari berbagai kalangan, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS membentuk Crisis Center for Rohingya (CC4R) sebagai wujud nyata kepeduliaan terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar.
Direktur CC4R Sukamta memberikan bukti bahwa pada tahun 1970 masih ada populasi 3 juta etnis Rohingya di Myanmar. "Tapi, pada tahun 2016 tinggal 1 juta. Dan tahun ini tinggal 600 ribu itu pun 400 ribu sudah keluar dari Myanmar dan mengungsi ke beberapa negara," papar Anggota Komisi I DPR RI ini.
Baca juga : Krisis Rohingya Mirip Holocaust
Seperti dilansir di aljazeera.com, peta berikut menampilkan jejak etnik Muslim Rohingya yang terusir dari kampung halaman mereka di Rakhine, Myanmar kemudian berpencar ke distrik Cox's Bazar di Bangladesh serta beberapa negara lain di Asia untuk mencari perlindungan.
Di Indonesia, krisis Rohingya mendapatkan perhatian penting dari berbagai kalangan, termasuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS membentuk Crisis Center for Rohingya (CC4R) sebagai wujud nyata kepeduliaan terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar.
Direktur CC4R Sukamta memberikan bukti bahwa pada tahun 1970 masih ada populasi 3 juta etnis Rohingya di Myanmar. "Tapi, pada tahun 2016 tinggal 1 juta. Dan tahun ini tinggal 600 ribu itu pun 400 ribu sudah keluar dari Myanmar dan mengungsi ke beberapa negara," papar Anggota Komisi I DPR RI ini.
Baca juga : Krisis Rohingya Mirip Holocaust
Seperti dilansir di aljazeera.com, peta berikut menampilkan jejak etnik Muslim Rohingya yang terusir dari kampung halaman mereka di Rakhine, Myanmar kemudian berpencar ke distrik Cox's Bazar di Bangladesh serta beberapa negara lain di Asia untuk mencari perlindungan.
pks.id
0 komentar:
Posting Komentar