Oleh Cahyadi Takariawan
Saya mengenal sosok gesit ini sejak dirinya masih kuliah di
UNS Solo. Listyo adalah aktivis dakwah mahasiswa di zamannya.
Akhuna Listyo adalah salah satu mujahid dakwah yang
menghabiskan waktu hidupnya di jalan dakwah.
Usai kuliah dirinya aktif berkontribusi dalam berbagai
aktivitas dakwah terutama di wilayah Jawa Tengah. Hingga pernah berkiprah
menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Siapapun yang berinteraksi dengannya, akan mengenal dia
sebagai sosok yang ceria. Akhuna Listyo memiliki kehidupan yang bersahaja,
pekerja yang ulet dan tangguh, dan santun dalam pergaulan. Menyenangkan
siapapun yang berkawan dengannya.
Sejak tahun 1990 saya banyak berinteraksi dan berkegiatan
dakwah bersamanya. Tidak ada yang saya lihat dari dirinya, kecuali semangat
pengabdian yang sangat besar untuk dakwah.
Saya mengerti bagaimana akhuna Listyo sangat mencintai jalan
dakwah. Tubuhnya menjadi sangat ringan ketika mendengar panggilan dakwah.
Kendati fisiknya kian melemah pada beberapa waktu terakhir
ini, namun semangat dan keceriaan selalu tampak dalam kehidupannya. Semangat
dakwahnya telah melampaui kemampuan riil fisiknya.
Saat merencanakan proses pernikahan putra pertama @fhm_azmi
dengan @dija.firdausi, akh Listyo sejak awal sudah mengabari saya sembari
meminta doa restu.
Saya tidak perlu berpikir lagi untuk menjawab "siap"
saat akh Listyo meminta saya memberi tausiyah dalam acara 'ngunduh manten'
ananda hari Ahad 20 Agustus mendatang di Solo.
Tak ada alasan bagi saya untuk memenuhi permintaanya.
Apalagi beberapa kesempatan terakhir ketemu dengannya, sudah tampak 'layu' karena
tubuhnya digerogoti penyakit.
Ahad pagi (13 Agustus 2017) saat berada di Magetan untuk
mengisi Seminar yang dilaksanakan PD Salimah dan LMI, saya mendapat kabar
akhuna Listyo terkena serangan stroke di Surabaya. Sesaat sebelum proses akad
nikah ananda Fahmi dan Dija.
Saya terus mencari kabar update kondisi beliau. Begitu
mendapat penjelasan dari dokter yang menanganinya, saya menjadi sangat
bersedih.
Terus terang saya menjadi tidak konsentrasi saat mengisi
acara Seminar di Magetan kemaren. Selalu teringat akhuna Listyo.
Kami semua sangat mencintainya. Namun Allah lebih
mencintainya. Tadi malam Allah telah memanggilnya kembali menghadap.
Tangis tak bisa kami sembunyikan. Kebersamaan hampir
tigapuluh tahun di jalan dakwah telah membuat hubungan dan interaksi kami
seperti saudara sendiri. Bahkan lebih dekat dari itu.
Istri beliau, ukhtuna Ummi Hasanah, juga berkegiatan bersama
saya di dalam wadah Rumah Keluarga Indonesia (RKI), sebagai konselor keluarga.
Anak-anak beliau juga berteman dengan anak-anak saya.
Saya biasa mengunjungi rumahnya, dia pun sering mengunjungi
rumah saya. Kami sering bertemu, sekedar minum teh panas dan mengobrol ringan
tentang segala sesuatu. Terutama di Salatiga, bersama wakil Walikota Salatiga,
akhuna M. Haris.
Tak ada kenangan tersisa bersama akhuna Listyo kecuali
keindahan. Di tengah tangis yang masih menyesak dalam dada, saya harus
mengikhlaskannya.
Ya Allah, ampuni semua dosa dan kesalahan saudara kami
Listyo Nugroho. Terima dan lipatkanlah pahala bagi semua kebaikannya. Tempatkan
dirinya pada surga yang tinggi di sisiMu.
Aamiin.
Yogyakarta 14 Agustus 2017
jateng.pks.id
0 komentar:
Posting Komentar