Memed Sosiawan |
DPP PKS
Ketua Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri, Teknologi dan
Lingkungan Hidup DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Memed Sosiawan berharap
impor garam hanyalah kondisi sementara untuk menangani kelangkaan garam, bukan
rencana permanen.
"Karena hujan berkepanjangan di daerah sentra
penghasilan garam, maka produksi garam nasional merosot drastis. Oleh karena
itu pemerintah berencana mengimpor garam dari India dan Australia sebanyak 75
ribu ton. Kita berharap impor ini hanyalah kondisi sementara menangani
kelangkaan garam, bukan rencana permanen terus-menerus impor untuk merendahkan
harga garam di pasaran, yang dengan harga rendah," kata Memed di gedung
DPP PKS Jalan TB Simatupang No.82, Pasar Minggu Jakarta Selatan, Selasa
(1/8/2017).
Memed menambahkan bahwa apabila pemerintah mengimpor garam
dalam jangka panjang, maka tentu saja hal tersebut akan merugikan petani garam
Indonesia.
"Dan pada akhirnya mereka meninggalkan usaha garamnya.
Kalau sudah demikian maka Indonesia akan selamanya tergantung impor garam luar
negeri," ujar Memed.
Kondisi ini akan berpengaruh juga dengan semua produksi yang
terkait dengan garam seperti produksi ikan asin yang kini memilih untuk
menaikkan harga ikan asin di pasaran. Harga garam sebelumnya Rp8.000 per kg
kini menjadi Rp11.000 per kg begitu juga dengan harga ikan yang naik hingga dua
kali lipat dibandingkan harga sebelumnya. "Semua produksi terkait garam
akan naik harganya," ungkapnya.
pks.id
0 komentar:
Posting Komentar