Assalamulaikum Wr Wb,
Ada dua tantangan yang melatar belakangi kenapa kita
mengadakan SKP 3 ini. Pertama, karena perubahan lanskap ekonomi, politik, dan
sosial di tingkat global, regional dan nasional. Hal yang paling mencolok
adalah perubahan yang sangat pesat di sisi Teknologi. Terobosan dalam dunia
teknologi, terutama dalam teknologi informasi telah mampu mendekonstruksi
tatanan-tatanan yang sudah ada selama ini sehingga memunculkan
tantangan-tantangan baru.
Jika kita lihat, perkembangan teknologi yang pesat ini
mendorong terjadinya proses demokratisasi dalam artian terjadinya ledakan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan sosial mereka. Sebelumnya, partisipasi
perubahan hanya di tingkat elit namun saat ini proses perubahan melibatkan
ledakan partisipasi masyarakat. Perkembangan teknologi ini telah memberikan
peluang dan tantangan bagi kita semua dalam konteks kepemimpinan.
Tantangan pertama ini menyebabkan permasalahan yang muncul
di masyarakat menjadi semakin kompleks. Adanya perkembangan teknologi awalnya
ingin memudahkan kehidupan kita. Namun dalam perkembangannya teknologi
menimbulkan side effect yang sifatnya tidak menentu dan unpredictable. Sekarang
orang melihat perkembangan teknologi informasi bukan hanya memberikan manfaat
tapi juga efek-efek negative.
Information Communication Technology (ICT) awalnya
memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengakses informasi dan komunikasi. Namun
saat ini juga mulai terlihat dampak sampingnya dengan munculnya tindakan
kekerasan dan terror melalui ICT. Kita menyaksikan sekarang bagaimana petunjuk
merakit bom bisa dengan mudah diperoleh di ICT. Gerakan tindak kekerasan dan
tindakan kriminal juga dengan mudah disebar dan bekerja sangat cepat di
dunia digital.
ICT juga menjadi medium berkembangnya nilai-nilai dan
ideologi yang merusak nilai-nilai dan budaya kita sebagai bangsa yang beragama.
Sebagai contoh, dimana gerakan kampanye pro-LGBT dan narkoba sangat marak dan
berkembang luar biasa di dunia maya. Ini memberikan tantangan yang tidak mudah
untuk kita semua. Tidak hanya itu, kemajuan teknologi juga menciptakan kondisi
kesenjangan atau gap kesejahteraan karena ada digital divided antara kelompok
kaya dan miskin dalam memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi.
Mengatasi permasalahan yang semakin kompleks membutuh kapasitas
kepemimpinan yang semakin canggih juga. Tidak mungkin kompleksitas masalah bisa
ditangani oleh kepemimpinan yang sederhana atau biasa-biasa saja.
Tantangan Kedua yakni dengan semakin tingginya tingkat
partisipasi masyarakat dan bergulirnya demokratisasi di berbagai bidang maka
hal tersebut menjadi semakin terbukanya peluang-peluang kepemimpinan di seluruh
sektor. Demokratisasi membuka lebar kran rekruitmen kepemimpinan dan disaat
yang sama kontestasi merebut kepemimpinan juga semakin kompetitif. Itu juga
kita rasakan di sektor politik. Kontestasi di sektor politik dari tingkat local
hingga nasional menjadi sangat ketat. Bahkan bukan hanya semakin ketat, tapi
juga semakin mahal, jika kita lihat dari praktek demokrasi di Indonesia.
Kalau kita amati apa yang terjadi saat ini, di kemudian hari
kepemimpinan yang lahir nanti adalah kepemimpinan yang up to date dengan
perkembangan zaman, terutama perkembangan teknologi. Terutama mereka-mereka
yang memiliki digital literacy yang mumpuni. Siapa yang menguasi teknologi
digital,dia yang akan menguasai kepemimpinan mendatang. Singapura contohnya.
Dulu mantan Direktur Telkom almarhum Cacuk Sudaryanto pernah menyampaikan di
awal tahun 2000. Dia bilang Singapura bisa mengetahui waktu produksi dan panen
hasil-hasil tanaman di Indonesia dengan teknologi yang dimilikinya. Sehingga
mereka lebih maju dalam memenangkan persaingan.
Demokratisasi dengan perkembangan teknologi menyebabkan
ledakan partispasi masyarakat yang luar biasa. Sehingga ini mendorong
masyarakat lebih kritis dan proaktif dalam melakukan evaluasi kepada para
pemimpinnya. Semua orang yang terhubung dalam dunia digital bisa mengevaluasi
seluruh pimpinan dari berbagai jenjang dari tingkat local,nasional bahkan
internasional. Bahkan, kritiknya pun terkadang sangat keras bahkan dengan
kata-kata yang kasar.
Ini realitas baru yang sedang kita hadapi. Sehingga
kepemimpinan saat ini tidak bisa lagi menjadi pemimpin yang feodal, yang dia
berjarak dengan yang dipimpinnya dan menikmati singgasana kepemimpinannya.
Kepemimpinan yang baru adalah kepemimpan yang dekat dan terkoneksi dengan yang
dipimpinnya. Pemimpin-pemimpin yang tidak baik, dan tidak mampu membaca
perubahan ini biasanya tidak akan berumur panjang.
Di sisi lain, disamping ada tantang-tantangan tapi juga ada
peluang- eluang. Pertama, kita sebagai Partai dan individu memiliki banyak
peluang posisi kepemimpinan. Dulu sebelum era demokrasi kita tidak pernah
terpikirkan bahwa aktivis-aktivis dakwah akan menjadi pemimpin publik baik di
daerah maupun di tingkat nasional. Tapi demokrasi telah membuka kesempatan
tersebut.
Kedua, saat ini kita juga lebih mudah dalam meningkatkan
kapasitas dan kompetensi diri untuk menjadi seorang pemimpin. Karena sumber
informasi tersedia melimpah ruah di dunia digital sehingga kita bisa akses itu
semua untuk kemudian kita serap sebagai pengetahuan.
Ketiga, ada peluang sebagai pemimpin untuk memecahkan
berbagai permasalahan di masyarakat dengan menggunakan teknologi atau technology
based-management. Karena itu sebagai pemimpin dan calon pemimpin, kita semua
harus melek dan ahli dalam memanfaatkan teknologi dalam memecahkan berbagai
macam persoalan yang sedang kita hadapi. Sekarang sudah ada teknologi Geo-Spatial
Information System, kita bisa memantau pergerakan arus barang di tengah-tengah
masyarakat.
SKP ini penting diadakan karena untuk merespon berbagai
tantangan yang semakin kompleks sehingga kita bisa menghasilkan kepemimpinan
yang relevan dengan kebutuhan zaman. Di samping itu, SKP ini penting dijalankan
sebagai ajang untuk merealisasikan visi-misi kolektif kita sebagai partai.
Apa visi kita? Dalam AD/ART PKS disebutukan bahwa visi PKS
adalah menjadi pelopor dalam mewujudkan cita-cita nasional yang termaktub dalam
pembukaan konstitusi UUD NRI 1945 di paragraf keempat. Yang kemudian kita
bahasakan dengan bahasa lain dalam platform kebijakan pembangunan PKS yakni
ingin mewujudkan masyarakat madani yang adil, sejahtera dan bermartabat. Maju
secara peradaban material maupun secara spiritual.
Visi yang besar dan mulia tersebut membutuhkan kepemimpinan
yang mumpuni. Karena itu SKP ini diselenggarakan untuk merespon kebutuhan
tersebut. Karena kita ingin melahirkan para PEMIMPIN bukan para PEMIMPI. Jangan
sampai kita hanya punya mimpi yang besar tapi tidak punya kapasitas
kepemimpinan.
Apa yang membedakan PEMIMPIN dan PEMIMPI? Bedanya di huruf –
N –nya. Ada 5-N yang membedakan seorang PEMIMPIN dengan PEMIMPI.
N – yang pertama adalah NIAT yang tulus. NIAT yang ikhlas.
NIAT yang bersih. Untuk apa kita menjadi seorang pemimpin? Bukan untuk diri
kita! Bukan untuk kepentingan diri sendiri. Tapi untuk kepentingan dakwah.
Untuk kepentingan kolektif umat. Untuk kepentingan masyarakat luas. Ini ujian
pertama bagi seorang pemimpin. Kalau dari langkah awal saja seseorang itu salah
dan melenceng, seperti ada niat untuk gagah-gagahan secara pribadi, mengambil
keuntungan materi dan popularitas semata, maka ini sudah salah harus
diluruskan.
Karena itu mari kita luruskan dan bersihkan NIAT. Jangan
sampai niat menjadi pemimpin justru ternodai dan melenceng karena hanya sekedar
ingin meraih untuk kepentingan dan keuntungan pribadi semata. Kalau kita bisa
ikhlas insyAllah akan mendapat pertolongan dari Allah Swt dari jalan-jalan yang
tidak disangka-sangka. Kalau niat kita ikhlas, insyAllah kita semua akan
ditolong oleh Yang Maha Ikhlas. Itu harus benar-benar diyakini oleh seluruh
kader PKS. Tidak boleh ada keraguan sedikit pun.
N-yang kedua adalah NILAI yang kokoh. Seorang pemimpin
memegang teguh terhadap nilai-nilai yang kokoh. Apa nilai-nilai kita? Sebagai
partai dakwah kita sudah mendapatkannya dalam materi-materi Training Orientasi
Partai, materi-materi tarbiyah dalam halaqah dan usar kita. Tinggal bagaimana
menjadikan nilai-nilai tersebut terinternalisasi dan teraktualisasi dalam
perilaku. Jika nilai-nilai ini dipegang secara kokoh, InsyAllah kita akan tetap
terjaga dari godaan-godaan. Kalau kita sebagai pejabat publik, kita lihat
godaan mulai dari harta, tahta dan wanita benar-benar adanya. Karena itu, bagi
seorang pemimpin memiliki nilai yang kokoh menjadi keniscayaan sebagai cara
kontrol diri kita agar tidak tergelincir.
Taushiyah kolektif perlu lagi dihidupkan sebagai penjaga
moralitas dan nilai-nilai kita. Tidak benar jika dengan alasan kesibukan, para
pejabat publik PKS justru jarang hadir dalam liqoat usar. Justru karena semakin
besar amanah kita sebagai pejabat publik maka kebutuhan terhadap taushiyah
kolektif dalam liqoat-liqoat kita semakin besar. Semakin butuh dalam lingkaran
orang-orang yang sholih.
Liqoat usar adalah point of return kita, tempat kembali kita
merengkuh kembali nilai-nilai spiritual kita. Sepekan kita beraktivitas penuh,
maka di liqoat usar adalah tempat kita untuk kembali menghidupkan kembali
ruhiyah dan nilai-nilai spiritual kita.
N-yang ketiga adalah NALAR yang mumpuni. Seorang pemimpin
harus bisa mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Selain itu, sebagai pemimpin kita harus mampu menjadikan nilai-nilai subyektif
partai kita sebagai nilai-nilai yang bisa diterima oleh masyarakat luas. Dengan
NALAR yang mumpuni kita bisa melakukan obyektifikasi nilai-nilai ISLAM dalam
kebijakan publik.
Nalar yang mumpuni sangat diperlukan karena semua pemimpin
akan menhadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan keputusan dan respon yang
cepat dan tepat. Keputusan tersebut pun harus bisa melihat secara jauh kedepan
dan dampak yang diakibatkan dari hasil keputusan tersebut. Oleh karena seorang
pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir strategis (strategic thinking
capability). Sehingga keputusan-keputusan yang dibuatnya memberikan hasil yang
optimal dan berdampak positif bagi kemajuan organisasi dan masyarakat.
N-yang keempat adalah NETWORK yang luas. Seorang pemimpin
harus memiliki jaringan dan pergaulan yang luas. Kenapa demikian? Pertama,
karena kita tidak mungkin bisa menyelesaian permasalahan di tengah-tengah
masyarakat sendirian. Kita butuh orang lain yang bisa diajak bergandengan
tangan bekerjasama menyelesaikan masalah. Kedua, dengan pergaulan yang luas
akan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat luas tentang apa visi,
nilai-nilai yang sedang kita perjuangkan. Semakin luas pergaulan kita akan
semakin memperkecil kesalahpahaman orang-orang terhadap PKS. Bangun komunikasi
dengan semua kalangan akan memberikan kesempatan kita semua untuk bisa
menunjukkan siapa diri kita dan terjalin hubungan yang baik dengan kalangan
luar.
Network kalau dalam bahasa kita kan sebenarnya silaturahim.
Kita meyakini bahwa silaturahim itu akan memanjangkan usia, banyak kawan yang
akan membela dan memperbanyak rizki. Kalau dalam bahasa politik mungkin akan
memperkuat daya dukung sumber daya-sumber daya.
N-yang kelima adalah NYALI yang pas. N-yang kelima ini
sifatnya bersyarat. Jika keempat N-sebelum-sebelumnya sudah terpenuhi. Kenapa
disebut Nyali yang PAS? Karena kalau nyalinya berlebihan juga bermasalah. Kalau
nyalinya berlebihan tapi tidak punyakeempat N-yang sebelumnya maka namanya
bukan NYALI tapi NEKAT. Jadi seorang pemimpin mengambil keputusan bukan hanya
karena gagah-gagahan, ingin popular, tapi memang mengambil keputusan karena
memang harus berani memutuskan secara tepat dan akurat. Situasinya harus dibaca
dengan teliti dan seksama. Jangan sampai salah baca situasi. Boleh jadi dalam
kondisi tertentu bukan menunjukkan keberanian secara terbuka tapi justru yang
dibutuhkan adalah sikap kerendah hatian.
N-yang kelima ini nakarnya harus hati-hati dan pintar.
Takarannya harus proporsional. Nyali yang pas inilah yang menjadi penentu dalam
merealisasikan kerja-kerja politik kolektif kita. Nyali yang pas itu bisa kita
mulai dari skala yang rendah ke yang tinggi, dari skala kepemimpinan local
hingga nasional dan global. Kita menjalaninya secara terukur. Dengan seperti
itu, secara bertahap kita akan mampu meraih apa-apa yang kita cita-citakan
bersama sebagaimana yang telah kita sepakti bersama dalam AD/ART Partai dan
Platform Kebijakan Pembangunan PKS. InsyAllah.
Wassalamualaikum Wr Wb.
pks.id
0 komentar:
Posting Komentar