PKS Pusat
Kartini merupakan salah satu
pahlawan perempuan Nasional yang memiliki cita-cita mulia untuk memajukan
kaumnya. Menurut Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS
Wirianingsih, perjuangan tersebut tidak boleh terhenti.
Salah satu masalah yang sangat
disoroti oleh Kartini pada saat itu adalah isu pendidikan dan kesejahteraan
kaum perempuan. Menurutnya, perjuangan tersebut masih harus diperhatikan,
karena masih banyak kaum perempuan di Indonesia yang berpendidikan rendah dan
hidup dalam ketidak-sejahteraan.
Dia mencontohkan masyarakat di
Kampung Blok Empang yang masih memiliki kesulitan dalam mengakses pendidikan
formal. Jarak antara pemukiman dengan sekolah formal cukup jauh. Hal ini cukup
menyulitkan masyarakat yang akan menyekolahkan anak-anaknya.
Pada tahun 2004, PKS hadir ditengah-tengah masyarakat Muara Angke dan mendirikan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu. Sekolah ini, merupakan satu-satunya Taman Kanak-Kanak Islam yang dekat dan mudah dijangkau oleh warga.
Pada tahun 2004, PKS hadir ditengah-tengah masyarakat Muara Angke dan mendirikan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu. Sekolah ini, merupakan satu-satunya Taman Kanak-Kanak Islam yang dekat dan mudah dijangkau oleh warga.
"Kami hanya bagian kecil
dari sistem negara ini, tapi kami ingin ikut serta dalam memperbaiki bangsa
ini" jelas Wirianingsih saat mengunjungi Kampung Blok Empang di Muara
Angke, Jakarta Utara, Rabu (12/4/17).
Selain berhasil mendirikan
sekolah untuk rakyat, PKS juga telah berhasil menjalankan beberapa program
Rumah Keluarga Indonesia (RKI), khususnya yang berhubungan dengan perempuan.
Menurut Wirianingsih, semangat Kartini sejalan dengan visi dan misi dari RKI.
"Ada delapan program RKI,
diantaranya adalah pembekalan kepada para Ibu mengenai cara mendidik anak.
Bagaimana pada akhirnya menciptakan anak-anak yang cerdas dan unggul. Kedua,
kami juga akan melakukan pembekalan kepada para remaja yang akan siap menikah,
agar keluarga yang mereka bangun nantinya menjadi keluarga yang harmonis,"
jelasnya.
Perempuan yang biasa disapa Bu
Wiwi ini juga mengajak kepada seluruh elemen untuk benar-benar memperhatikan
mengenai masalah pendidikan masyarakat di Kampung Blok Empang dan di kawasan
marjinal lainya. Karena, menurutnya, kemajuan perempuan adalah titik ungkit
meningkatnya kualitas generasi mendatang, mengingat perempuan adalah pendidik
pertama dan utama bagi putra-putri bangsa.
"Kami mendapatkan keluhan
dari masyarakat diantaranya adalah masalah pendidikan. Belum ada Sekolah Negeri
yang mudah dijangkau oleh masyarakat kami berharap, pemerintah lebih
memperhatikan kelompok marjinal ini," lanjutnya.
Selain memberikan perhatian
terhadap masalah pendidikan dan pembangunan karakter didalam keluarga. RKI juga
memiliki perhatian terhadap kesejahteraan kaum perempuan. Salah satunya adalah
dengan memberikan pendampingan ekonomi kepada kaum perempuan.
"Ibu-ibu di sini mayoritas
bekerja sebagai pembersih kerang yang dimana penghasilannya kurang lebih Rp.
25.000,- perhari. Kami, melalui RKI akan melakukan pendampingan ekonomi dengan
memberikan pelatihan kreatifitas kepada masyarakat, sehingga bisa memberikan
penghasilan tambahan," terangnya.
Rumah Keluarga Indonesia (RKI)
telah hadir di 34 provinsi di Indonesia. Saat ini cakupan RKI mencapai 34
propinsi dan lebih dari 50 persen kota/kabupaten di Indonesia. Para kader
perempuan PKS se-Indonesia terus berjuang agar jumlah RKI meningkat dengan daya
jangkau semakin mencapai pelosok kecamatan dan desa/kelurahan.
pks.id
0 komentar:
Posting Komentar