Bagaimana
Caranya Nasihat kepada Allah?
Agama adalah nasihat. Petuah ini terasa sederhana dan singkat saja. Namun
memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Kaidah agama adalah nasihat
mencakup seluruh prinsip seorang Muslim.
Kaidah ini bisa ditemui dalam Hadits Arbain an-Nawawiyah ketujuh. Dari
Abi Ruqayah Tamim bin Aus Ad Daari bahwa Nabi SAW bersabda, “Agama ini adalah
nasihat.” Kami bertanya, “Bagi siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi
kitab-kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi para pemimpin kaum Muslimin, dan bagi
kaum Muslimin pada umumnya.” (HR Muslim)
Ustadz M. As'ad Mahmud, Lc dalam Kajian Islam Sabtu Sore (KISS) di Gedung
Dakwah PKS Jawa Tengah menguraikan, dalam hadis tersebut terdapat kata
an-nasihat. Orang Indonesia biasanya mengartikan an-nasihat sebagai nasihat
yang bermakna mengajarkan atau mengatakan kebaikan kepada orang lain.
Ustadz As'ad menerangkan, makna an-nasihat dalam hadis ini lebih luas. Sebab
jika dimaknai sempit sebatas mengajarkan kebaikan kepada orang lain, kita akan
kesulitan memahami kandungan hadis arbain ketujuh ini. "Bagaimana misalnya
menasihati Allah? lalu bagaimana caranya menasihati Rasul dan kitab
Allah?" terang Ustadz As'ad.
Ustadz As'ad lantas menerangkan kata an-nasihat berasal dari kata nashoha yang
memiliki arti secara bahasa al-kholus. Dalam kitab al-Wafi, al Kholus berarti
memurnikan. Orang Arab kadang memakai kata nashoha saat menggambarkan proses
pemurnian madu dari sarang lebah. Mengambil sari dari yang murni.
Jadi secara lebih luas nashoha itu diartikan memberikan perlakuan yang paling
baik kepada yang dinasihati. Jadi dengan demikian, tutur Ustadz As'ad, kata
an-nasihat secara bahasa bisa bermakna murni atau memurnikan dan yang kedua
bisa dimaknai dengan memberikan perlakuan yang paling baik kepada objeknya.
Kandungan pertama dalam hadis ini adalah nasihat lillah. Ustadz As'ad
mengingatkan dengan pemaknaan nasihat yang luas, nasihat kepada Allah bukan
berarti kita 'ngandani' Gusti Allah. Tetapi maksudnya kita memberikan perlakuan
yang terbaik kepada Allah sesuai dengan hak dan kewajiban kita sebagai hamba.
Secara ringkas, papar Ustadz As'ad, ada dua bentuk nasihat seorang hamba untuk
Allah SWT. Pertama, memurnikan peribadatan kepada Allah dengan tidak
menyekutukannya. "Yang kedua menjalankan perintah dan menjauhi larangan.
Intinya itu saja. Semua kewajiban kepada Allah kalau diringkas itu tadi,"
terang Ustadz As'ad.
Kedua adalah nasihat li kitabillah, kepada kitab Allah. Ustadz As'ad
menjabarkan nasihat kepada kitabullah bermakna kita harus memberikan perlakuan
yang terbaik kepada Alquran. Imam Hasan al-Banna pernah mengungkapkan sebuah
keprihatinan tentang interaksi umat dengan Alquran.
"Imam Hasan al-Banna mengatakan jika ada satu hal dalam tubuh umat ini
yang kelihatanna terawat dan terperhatikan padahal tidak terawat dan
terperhatikan adalah interaksi dengan Alquran," ujar Ustadz As'ad.
Imam Hasan a-Banna miris melihat kondisi umat yang seolah-olah sudah puas
dengan cara mereka memperlakukan Alquran. Padahal, ucap Ustadz As'ad, bisa jadi
cara mereka masih jauh dari yang diharapkan.
Perlakuan terbaik seorang Muslim terhadap Alquran yang pertama adalah
membcanya. Alquran ini diturunkan untuk dibaca, tilawah. "...dan bacalah
Alquran itu dengan tartil." (QS Al-Muzammil: 4). Ayat pertama yang turun
adalah iqra, bacalah.
Imam Hasan al-Banna menganjurkan agar Alquran menjadi wirid harian setiap
aktivis Islam. "Kita mengagumi kebiasaan Salafus Saleh yang begitu
disiplin mengkhatamkan Alquran. Ada yang tiga hari sekali, tujuh hari sekali
yang penting bagaimana menjadikan Alquran sebagai wirid harian," ungkap
Ustadz As'ad.
Perlakuan terbaik kedua terhadap Alquran adalah tadabur atau merenungi
maknanya. Alquran diturunkan bukan hanya sebagai formalitas sehingga umat tidak
paham maknaya. Tadabur adalah mencoba mengetahui maknanya dan merenungkannya.
"MasyaAllah, Alquran ini selalu menghadirkan inspirasi yang tak pernah
kering. Satu ayat direnungi oleh beberapa orang bisa menghasilkan beberapa
inspirasi yang berbeda," kata Ustadz As'ad.
Sayyid Qutb mengatakan fungsi dari tadabur diantaranya bisa menyiagakan hati
seorang Muslim. Tadabur seperti membangunkan kembali semangat, membangkitkan
kembali motivasi.
Bagian dari akhlak terhadap Alquan yang ketiga adalah menghafalkan. Rasulullah
bersabda kerongkongan orang yang tidak menghafalkan Alquran seperti rumah yang
tak bertuan. Menurut Ustadz As'ad, tidak ada kata terlambat untuk menghafal
Alquran.
Kemudian, termasuk juga bagian dari nasihat terhadap Alquran adalah
mendengarkannya. Para sahabat sering diminta Nabi Muhammad SAW untuk membacakan
Alquran dan Beliau SAW menyimaknya. "Jika sudah membaca, menghafal,
memahami lalu merasa lelah bisa mendengarkan. Sekarang teknologi membantu kita
untuk bisa mendengarkan Alquran kapan saja," ujar Ustadz As'ad.
Bagian dari nasihat terhadap Alquran adalah mengajarkannya. Rasulullah SAW
bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan
mengajarkannya." (HR Bukhari). Mengajarkan Alquran adalah amalan yang
sangat mulia sehingga dinilai sebagai amalan terbaik. Terakhir, nasihat seorang
Muslim terhadap Alquran adalah menjadikan Alquran panduan akhlak dalam
kehidupan.
Nasihat selanjutnya adalah kepada Rasulullah. Secara ringkas, nasihat kepada
Rasulullah adalah dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagian ulama menyebutkan, bershalawat adalah amalan wajib yang tidak terikat
waktu dan bilangan. Seorang Muslim minimal sekali dalam hidupnya mengucapkan
shalawat.
Yang juga penting adalah menjalankan perintah Rasul dan menjauhi larangannya.
Akhlak ini sebenarnya satu paket dengan apa yang kita lakukan terhadap Allah
SWT. Sebagai seorang Muslim, perintah dan larangan Allah SWT berarti perintah
dan larangan dari Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman, “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku (Rasul), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran 31).
Bukti cinta kepada Rasul adalah menghidupkan sunnah dan ajaran-ajarannya. Nabi
Muhammad SAW diutus sebagai uswatun hasanah. "Bagian dari kebijaksanan
Allah SWT kepada kita, Rasul diutus dari golongan manusia. Fungsinya suapaya
bisa mencontoh secara langsung," ujar Ustadz As'ad.
Nasihat yang selanjutnya adalah kepada aimmatul muslimin. Aimmah artinya
pemimpin. Menjalankan nasihat secara sederhana bisa dengan mendukung pemimpin
jika dalam kebenaran dan menasihati atau meluruskan jika melakukan kesalahan.
Terakhir, nasihat ini juga harus diberikan keada ammatihim, kepada seluruh kaum
Muslimin. "Bagaimana cara memberikan nasihat kepada umat Islam? Dengan
cara mengajak mereka semua untuk menjadi masyarakat yang taat kepada Allah dan
menjadi umat yang saling menasihati dalam kebikan dan kesabaran," pungkas
Ustadz As'ad.
jateng.pks.id
0 komentar:
Posting Komentar