PKS Jateng
Perjalanan komunitas belajar yang telah memilih untuk
bertransformasi menjadi partai politik ini kian mendekati masa dimana dirinya
akan menjadi sebuah organisasi besar. Selangkah demi selangkah setiap tahapan
telah coba untuk diselesaikan dengan perjuangan yang tidak sedikit.
Selayaknya sebuah pergerakan yang mengharapkan dirinya mampu menjadi peradaban
baru untuk Indonesia dan Islam, komunitas ini pastilah melalui masa - masa
sulit. Tak lain semua itu adalah tantangan dari sebuah fase untuk mendewasakan dan
mendidik komunitas ini untuk siap menjadi pembangun peradaban baru.
Teringat sebuah perjuangan yang dilakukan oleh umat islam untuk membebaskan
Andalusia, hingga nantinya akan menjadi zaman dimana eropa mengalami masa penuh
cahaya. Bukan hanya karena seorang pemuda yang penuh dengan semangat masuk
kedalam sebuah rimba tak dikenal, namun ada orang tua yang mendorong
dibelakangnya.
Tak kurang 4 periode pemilu atau 18 tahun sudah komunitas ini menjadi partai
yang diperhitungkan dalam kancah politik nasional maupun lokal, semakin
berkembang suatu komunitas maka tantangannyapun akan semakin besar. Salah satu
tantangan yang kini muncul adalah bagaimana kader bersikap terhadap keputusan
yang dibuat oleh struktur pengurus, begitu juga sebaliknya.
Tidak mudah bagi sebuah organisasi besar dengan jumlah masa hingga puluhan ribu
yang tersebar di berbagai daerah untuk memberikan kontrol langsung kepada
anggotanya. Belum lagi dengan adat, budaya, pola fikir, serta gaya bicara
setiap orang yang ada didalamnya menjadikan organisasi ini sebagai tempat
berkumpulnya suara - suara .
Oleh karena itu, sebuah ketaatan dari kader kader merupakan sebuah salah satu
alternatif solusi menjawab kegaduhan suara yang berkumpul dan berbenturan. Lalu
muncul pertanyaan - pertanyaan, apa yang harus kita taati? apakah harus
selalu taat?
Kepada Siapa Kita Harus Taat
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa : 59)
Ulil Amri menurut versi Ibnu Taimiyah terbagi dalam 2 kategori, sebagai Ulama
dan sebagai Umaro’. Kemudian yang bisa disebut sebagai pemimpin, yang pertama
adalah kepala-kepala negara, masyayikh dan yang kedua yang dikatakan pemimpin
adalah semua orang yang memiliki pengikut. Kedua pemimpin di atas wajib kita
taati selama perintahnya tidak menyalahi aturan islam.
“Adalah wajib bagi seorang muslim untuk mendengarkan dan taat terhadap perintah
yang disukainya ataupun yang dibencinya selamanya dia tidak diperintahkan
melakukan hal tersebut (maksiat) maka dia tidak wajib mendengarkan atau
mentaatinya”. (HR Bukhari dan Muslim)
"Dengarkanlah dan taatilah (para pemimpinmu) meski engkau dalam keadaan
sulit, mudah, semangat, terpaksa dan membuatmu banyak melakukan
pengorbanan." (HR Muslim)
Dalam syarahnya Imam An-Nawawi menjelaskan hadits di atas adalah Dengarkanlah
dan taatilah meskipun para pemimpin itu hanya mementingkan masalah dunia dan
kurang memenuhi hak-hakmu yang menjadi tanggung jawab mereka. Selama tidak
bertentangan dengan Syariat.
“Dengarkanlah dan taatilah! Walaupun yang diangkat kepadamu menjadi pemimpin
adalah seorang budak berasal dari Etiopia yang bentuk kepalanya seperti kismis
(biji kurma).” (HR Bukhari)
Jelaslah dalam beberapa keterangan diatas bahwa selama pemimpin tidak mengajak
kepada sebuah maksiat dan melanggar syariat, sebagai seorang anggota apalagi
kader haruslah memberikan keta'atan kepada pemimpin.
Bagaimana kita akan taat?
Dalam partai ini, sesungguhnya memiliki sebuah sistem yang baik dan bagus
dengan perangkat - perangkatnya. pertanyaannya bagaimana komunitas ini
memaksimalkan sistem itu untuk meneguhkan ketaatan kepada kader dan bagaimana
pemimpin mampu untuk memberikan hak - hak setiap anggotanya.
Pertanyaan ini muncul dalam benak beberapa kader, mengingat tidak semua kepala
memiliki keyakinan yang cukup diberikan sebuah perintah lalu dia mengiyakan,
tetapi ada kader yang perlu cara lain dalam meyakinkannya.
Layaknya sebuah pendidikan yang sudah diajarkan dalam komunitas ini bahwa dalam
memberikan sebuah kebaikan perlu untuk memperhatikan objeknya. Maka dalam
mengeluarkan kebijakan atau keputusan, sebagai seorang pemimpin perlu untuk
mempersiapkan beberapa strategi komunikasi mengingat Partai ini terdiri dari
berbagai jenis orang dengan latar belakang yang berbeda - beda.
Selain itu juga, sebagai seorang anggota haruslah menjaga adab yang telah
diajarkan dalam komunitas ini. Menjaga sikap Khusnudzon kepada setiap kader,
dan mengkomunikasikan kegelisahannya dengan cara yang ahsan atau baik melalui
sarana yang sudah ada.
Memang tidak mudah dalam membangun komunikasi yang baik, mengingat organisasi
ini sudah membesar dengan berbagai jenis orang, serta menjadi bagian dari
organisasi publik yang bersinggungan langsung dengan politik. Oleh karena itu,
menjadi sebuah perhatian bagi diri kader (tak terkecuali yang menjadi pemimpin,
karena juga bagian dari kader) untuk senantiasa menjaga diri dan memperbaiki
diri.
Simpulan
Ketaatan kader merupakan sebuah kewajiban mengingat komunitas ini merupakan
sebuah organisasi yang memiliki pemimpin dan telah jelas dalil yang ada. Akan
tetapi menjadi sebuah catatan bagi pemimpin bahwa memantapkan setiap anggotanya
untuk taat kepada kebijakan yang dibuat, tentunya membutuhkan cara
komunikasi yang bisa mengakomodasi semua pandangan yang ada di dalam
komunitas ini.
Teringat sebuah ayat dalam surat Ar-Ra'd yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri.” [Ar-Ra’d: 11]
Jelaslah, bahwa untuk merubah keadaan komunitas ini maka tidak cukup dilakukan
oleh satu dua orang saja. Akan tetapi, bagaimana komunitas ini, kita bersama
merubahnya.
Dalam Komunitas ini, tidak bisa satu orang menghilangkan orang lainnya hanya
karena berbeda gagasan atau ide, itu semua dibutuhkan sebagai keutuhan
komunitas dan kekayaan komunitas kita ini. Komunitas ini tetap ada karena
kita telah memutuskan untuk menjadikan komunitas belajar ini sebagai
Organisasi Publik, Partai. Bukan keputusan aku, kamu, atau dia, tetapi
keputusan kita.
Wallahu'alam ...
- ZAR (Relawan Literasi PKS Jateng)
jateng.pks.id
0 komentar:
Posting Komentar