Tegal (11/8) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mendorong pemuda untuk mulai mengembangkan Startup
berbasis industri Kreatif. Pasalnya masih banyak peluang di sektor
industri kreatif, hal tersebut nampak dari 16 Sektor Ekonomi Kreatif
baru 3 yang eksis yaitu Kuliner, Fashion, dan Handycraft (kerajinan tangan).
Pergerakan dan perubahan trend di pasar saat ini ditentukan dengan
kecepatan informasi di dunia maya, Oleh karena itu Fikri memandang bahwa
inovasi dan dinamis dalam bergerak menjadi sebuah peran penting dalam
menyukseskan Startup yang mayoritas berkembang pesat dari dunia maya.
"Kalau kita lihat sekarang semua serba cepat, nah kalau kita mau kembangkan Startup,
Kita juga harus cepat. Cepat dalam Inovasi, cepat dalam bergerak, itu
dari 16 sektor masih didominasi 3 sektor, peluangnya masih besar,"
terang Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu dalam diskusi malam
dengan anak muda kreatif kabupaten Tegal, Rabu (10/8/2016).
Mengembangkan Startup berbasis industri kreatif, menurut
Fikri adalah salah satu harapan masyarakat Indonesia untuk membantu
menaikkan taraf ekonomi masyarakat. Karena nantinya tidak menambah angka
jumlah pencari kerja tetapi membuka kesempatan kerja untuk masyarakat.
Menjadi sebuah harapan dari Fikri bagaimana Startup bisa
memasukkan budaya khas daerah dengan keinginan pasar dalam balutan
kreativitas anak muda. Sehingga tidak hanya sebagai ajang bisnis tetapi
juga melestarikan kearifan lokal.
Selain Kuliner, Fikri menjelaskan bahwa sektor - sektor Ekonomi
kreatif seperti musik, sinematografi, pembuatan aplikasi, Desain
Komunikasi Visual merupakan salah satu sektor menjanjikan yang bisa
turut serta mengangkat kearifan lokal untuk go International.
"Seperti Tegal ini, bagaimana mengembalikan kembali nama Jepangnya Indonesia. Banyak Industri besi yang sudah mendunia, buat tuh videonya, kriya dari besi. Design interior selama inikan yang rame kayu dan polimer, nah gimana kalau dengan memanfaatkan besi," Kata pria asli Tegal itu.
Lebih lanjut, Fikri menambahkan bahwa selain terkenal dengan
wartegnya, Tegal juga terkenal dengan bahasa ngapak. Dirinya mengusulkan
kenapa tidak membuat musik dan video dengan memanfaatkan bahasa ngapak.
Sepakat dengan apa yang disampaikan Fikri, Deputi Hubungan Antar
Lembaga dan Wilayah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI Indi Kurniani
Noorsy menyampaikan bahwa ekonomi kreatif adalah tempatnya para pemuda
berkreasi dan berkreatifitas.
"Ini tempatnya anak muda, kembangkan. Kemarin ada anak masih muda
membuat startup hanya dengan menggunakan Gadget, tapi sudah sampai
mana-mana," terang Indi dalam kumpul anak muda kreatif di Taman Rakyat
Slawi Ayu.
Diketahui, Bekraf RI berinisiatif merancang program bernama Bekraf for Pre-Startup
(Bek-Up). Melalui program ini, Bekraf membantu para pelaku ekonomi
kreatif dalam mempersiapkan masa pre-startup sehingga bisa meningkatkan
probabilitas keberhasilan pada tahap awal pembentukannya.
Program Bek-Up meliputi pembangunan talenta, penyiapan pendiri dan
pra-inkubasi. Untuk saat ini, program tersebut akan fokus pada subsektor
aplikasi, games, animasi, desain, dan fesyen dan disebar di 14 daerah
di Indonesia.
16 Sektor garapan dari Bekraf adalah pengembangan Aplikasi dan
permainan, Arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, handycraft,
fashion, sinematografi / Video, fotografi, kriya, kuliner, musik,
penerbitan literasi, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan TV /
Radio.
Sumber: pks.id
0 komentar:
Posting Komentar