Alt/Text Gambar

17 Februari 2016

17 Februari 2016

Dialah Shalahuddin

Dialah Shalahuddin, yang "ketika beliau jatuh sakit, maka rasa percayanya pada rahmat Allah makin bertambah", tutur Imadudin Khatib

Dialah Shalahuddin, yang ketika menjelang ajalnya, bersikeras untuk menunaikan sholat berjamaah, hingga rakyatnya sendiri yang menuntunnya

Dialah Shalahuddin, yang ketika tak sadarkan diri berhari-hari, menyambut bacaan Qur'an Imam Jafar sambil berlirih, "Shahih, kau benar"

Dialah Shalahuddin, yang Ibnu Shaddad menuturkan, "wafatnya Shalahuddin adalah bencana besar yang menimpa kaum muslimin"

Dialah Shalahuddin, yang Ibnu Shaddad menuturkan, "seringkali aku dengar pepatah berkata; kuharap aku dapat meninggal menggantikan dirinya"

Dialah Shalahuddin, yang ketika wafatnya dunia Islam menangis. Karena setiap orang mencintainya, baik muslim, nonmuslim, kawannya & musuhnya

Dialah Shalahuddin, Sultan Mesir, Syria, Libanon & Yaman, ketika wafat hanya meninggalkan 1 dinar, 47 dirham, jubah perang dan seekor kuda

Dialah Shalahuddin, yang ketika beliau wafat, keluarganya harus meminjam uang untuk mengurus jenazahnya. Namun ia tinggalkan hal hakiki

Dialah Shalahuddin, yang Qadhi Fadhil berfatwa, bahwa beliau dikuburkan bersama pedangnya, agar jadi saksi di hari penghakiman kelak.

Dialah Shalahuddin, yang di batu nisan makamnya tertulis gagah, "Ya Allah, sebagai kemenangan terakhirnya, bukakanlah untuknya pintu surga"

Dialah Shalahuddin, tugas kita bukan teriak, "Bangunlah wahai Shalahuddin, bangunlah!" Tetapi jadikan diri sebagai generasi baru Shalahuddin

Dialah Shalahuddin, kita teladani hidupnya, bukan ditangisi kepergiannya sementara kita tetap meringkih. "Bangunlah generasi Shalahuddin!"
 
@edgarhamas

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang