Persoalan utama umroh dan haji bukanlah masalah harta atau biaya, sebagaimana yang dibayangkan banyak orang, sehingga ada yang
beranggapan berhaji hanyalah bagi mereka yang mampu secara finansial atau ekonomi. Padahal panggilan haji dan umroh itu ditujukan untuk semua manusia. Bukan
hanya yang mampu secara finansial semata, tetapi mereka yang benar-benar mau untuk
mendatangi panggilan itulah yang akan dimudahkan oleh Allah SWT.
Bukankah begitu banyak mereka yang mengaku Islam, finansial
melimpah, bahkan untuk berumroh pun hartanya akan tak seberapa berkurang, namun
minim ilmu tentang agama, terlebih ilmu masalah umroh. Kenyataanya mereka tidak
segera berumroh, bahkan sampai maut menjemput. Ada pula yang secara finansial dianggap
menengah, tetapi mereka ini paham ilmu agama terlebih masalah haji dan umroh, maka
mereka bisa segera berumroh bahkan berhaji.
Maka pada dasarnya salah satu kunci untuk segera bisa
menjalankan ibadah adalah seberapa paham kita akan agama ini, bukan seberapa banyak
harta yang dimiliki. Maka, setelah ada kemauan untuk beribadah segera iringi dengan
senantiasa menambah ilmu tentang ibadah tersebut, sehingga saat kita menjalankan
ibadah tersebut benar-benar menjadi wasilah tarbiyah kebaikan dan perbaikan.
Jika ada ungkapan ‘Banyak Jalan Menuju Roma’, maka
mari kita yakinkan pada diri sendiri bahwa ‘BANYAK JALAN MENUJU MEKAH’. Disaat Nabi
Ibrahim menyeru manusia untuk berhaji ribuan tahun silam, saat itu tidak ada manusia
yang mendengarnya, namun Allah meyakinkan Nabi Ibrahim as, bahwamanusia akan datang
dari segenap penjuru memenuhi panggilan Nabi
Ibrahim as tersebut dengan berbondong-bondong, berjalan kaki, juga menaiki tunggangan onta yang kurus.
Dan jika kita melihat kondisi saat ini, untuk daftar
tunggu haji saja sampai 10 tahun lebih, maka wajar jika kemudian banyak yang memprioritaskan
berumroh terlebih dahulu. Sayangnya niatan mereka berumroh hanya mengandalkan finansial
tanpa berusaha mencari ilmunya. Maka jangan heran jika ibadah yang harusnya menjadi
wasilah tarbiyah kebaikan serta perbaikan tidak maksimal hasilnya, terlebih
umroh yang dilakukannya.
Tarbiyah kebaikan serta perbaikan tidak terjadi dari
ibadah umroh karena tidak dibekali pemahaman dan ilmu yang cukup, untuk pelatihan
hanya satu sampai tiga kali saja. Sesungguhnya ilmu tentang umroh itu tidak cukup
dibahas satu atau dua jam, bahkan satu atau tiga kali pertemuan saja. Maka mari
bekali diri dengan ilmu sebelum kita beribadah sehingga ibadah itu benar-benar menjadi
wasilah tarbiayah kebaikan dan perbaikan bagi diri keluarga masyarakat bahkan negara
tercinta ini.
By: Minarto Abu Salim Fillah
SEKOLAH HAJI UMROH (SHU) BAITULLOH BAWEN.
0 komentar:
Posting Komentar