Alt/Text Gambar

05 Desember 2014

05 Desember 2014

Safar, Bangkitkan Optimisme Singkirkan Keyakinan

Kini kita dah masuk bukan ‪#‎Shafar‬, bulan kedua dalam kalender hijriah. Hendaknya kita ketahui kedatangan dan penanggalan bulan-bulan hijriah...

Selain karena bulan hijriah merupakn khazanah budaya Islam, juga karena didalamnya terkait dengan sejarah dan beberapa amalan dalam Islam.

Di masyarakat Arab saat Nabi saw diutus, bulan  ‪#‎Shafar diyakini sebagai bulan pembawa sial. Keyakinan ini juga masih ada disebagian orang kini.

Keyakinan ini nabi saw bantah dengan menyatakan bahwa bulan #‎Shafar tidaklah mendatangkan sial. Sebab kebaikan dan musibah sumbernya dari Allah

Bahkan secara umum, dalam Islam tidak boleh ada keyakinan bahwa sesuatu adalah sumber kesialan, apakah bulan, hari, tanggal, nomor, dll

Semua waktu adalah baik dan barokah, selagi dipakai untuk taat dan ibadah. Dia dikatakan buruk kalau dipakai untuk maksiat & perbuatan cela

Ada juga keyakinan serupa yang sering muncul ditengah masyarakat, yaitu mengaitkan suatu kejadian yang tak ada hubungannya dengan kesialan.

Keyakinan seperti ini disebut Thiyarah. Misal; Ketika ada kupu-kupu masuk rumah= bakal ada maling, menabrak kucing= bakal terkena musibah, dll

Atau ketika melihat burung hantu atau mendengar suaranya, langsung mengira bakal ada yang meninggal, ini keyakinan thiyarah namanya,

Jika muncul kekhawatiran dalam hati akan muncul keburukan karena sesuatu yang tak ada hubungannya tsb, perteballah tawakkallah kepada Allah...

Kemudian lanjutkan perbuatan yang telah direncanakan dengan berbagai pertimbangan matang, jangan malah dibatalkan...

Misalnya seseorang sudah rencana safar, lalu dia melihat atau mendengar burung hantu. Tawakkal kepada Allah dan lakukanlah safar.

Adapula doa yang diajarkan Rasulullah saw pabila timbul rasa was-was dalam diri kalau-kalau terjadi keburukan pada kita..

Doalnya:

اللهم لاَ خَيْرَ إلا خَيْرُكَ وَلاَ طَيْرَ إلا طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

"Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan yang bersumber dariMu, tiada keburukan kecuali keburukn yang bersumber dariMu. Tiada tuhan selainMu"

Termasuk keyakinan bernasib sial adalah menyebarkan (BC) pesan-pesan agama yang sudah diembel-embeli ancaman "kalau tidak disebarkan anda akan celaka"

Meskipun kadang berisi pesan-pesan agama yang bagus, tapi kalau sudah ada ancaman celaka jika tidak disebarkan, pesan seperti itu tidak boleh disebarkan.

Karena hanya menumbuhkan keyakinan keliru dalam agama dan mengalihkan keyakinan bahwa keuntungan dan keburukan bersumber dari Allah.

Adapuh kekhawatiran celaka karena sebab-sebab yang jelas, tidak mengapa, itu namanya waspada. Tidak mengapa, bagus agar hati-hati.

Misal khawatir banjir karena penggundulan hutan, khawatir celaka karena ngebut ugal-ugalan, khawatir sengsara karena durhaka.

Berbalik dari keyakinan sial yang keliru tersebut, Islam mengajarkan kita untuk selalu optimis dan berprasangka baik...serta berkata-kata baik.

Nabi saw bersabda, "Tidak ada keburukan (selain dari Allah). Aku suka fa'lu" Ketika ditanya apa itu fa'lu, beliau jawab, "Kata-kata yang baik.."

Jadi berharap kebaikan dari sebuah kejadian, itu tidak mengapa, asal jangan dipastikan, tapi berharap kepada Allah...

Tapi kalau memperkirakan akan terjadi kesialan tidak boleh, kecuali memang jika tanda-tandanya sudah jelas...

Misalnya mimpi. Jika mimpinya baik, boleh berharap kebaikan. Tapi jika mimpinya buruk, jangan dihantui persaan akan terjadinya keburukn.

Yg diajarkan dalam Islam jika bermimpi buruk adalah mmbaca ta'awuz, berlindung kpd Allah dr segala keburukan dan jangan diceritakan ke orang-orang..

Naam, ada. @fitrihamida apakah ada ilmu menafsirkan mimpi?

Bahkan seandainya benar-benar terjadi keburukan sesuai kekhawatirannya, keyakinannya tak boleh goyah, semua dari Allah, bukan karena selainNya

Demikianlah Islam mengajarkan kita agar tidak tersandera oleh tahayul dan khurafat, tetapi kuat bertawakkal kepada Allah dan mencari sebab.

Kepercayaan terhadap tahayul dan khurafat ini disisi lain menumbuhsuburkan praktek pedukunan dan kesyirikan yang terjadi di masyarakat.

Seorang muslim itu, logis, optimis, tak mudah percaya keyakinan tak berdasar dan tidak dihantui kekhawatiran yang berlebihan...

Tentu saja disamping itu dia sungguh-sungguh mengambil langkah-langkah logis dan syar'i untuk meraih kebaikan dan menghindar dari keburukan.

Sebab bagi orang beriman, hakekatnya tidak ada kesialan dan keburukan, semuanya akan berakibat baik jika dia tetap dalam keimanannya..

Jika dapat kebaikan dia bersyukur dan memanfaatkannya dengan baik. Jika dapat keburukan dia bersabar dan mencari solusi terbaik... keduanya baik

Keburukan yang dihadapi dengan sabar, tawakkal dengan terus ikhtiar, lebih baik dibanding kebaikan yang disikapi dengan sombong dan tindakan sia-sia.

Maka saat mendapatkan keburukan tetap dianjurkan memuji Allah dengan sedikit tambahan... ucapkan 'Alhamdulillah alaa kulli haal.. "

Ada juga ucapan yang dianjurkn kita ucapkan pabila yang kita harap tidak teraih atau sesuatu yang ingin kita hindari tetap mengenai kita.

Ucapkan "Qadarallahu, wa maa syaa'a fa'al.."

قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

"Sudah takdir Allah, apa yang Dia kehendaki, Dia laksanakan..." (HR. Muslim)

Jangan bilang, "Coba kalau saya begini, akan begini…."

Betapa indahnya Islam, tidak ada ruginya jadi muslim sejati… semua kondisi diajarkan cara yang tepat untuk menyikapinya

Ya Rabb, hidupkan kami dalam Islam dan matikan kami di dalamnya... aamin.

Oleh: Abdullah Haidir / PKS Sumut

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang