Alt/Text Gambar

02 Desember 2014

02 Desember 2014

Puluhan Wartawan Semarang Boikot Kegiatan Jokowi

Sudah Diminta Pakai Batik, 50 Wartawan Tetap Tak Boleh Liput

Puluhan wartawan yang meliput agenda kunjungan Presiden Joko Widodo di Akademi Kepolisian Semarang kecewa. Sebab, mereka tidak diperbolehkan memasuki ruang ketika sang Presiden memberi arahan. Mereka pun berbondong-bondong meninggalkan lokasi acara.

Mereka kecewa karena sebelumnya, para wartawan tersebut sudah diminta hadir oleh tim Humas Polda Jateng sejak pukul 06.00 WIB untuk mengambil kartu identitas khusus masuk ke lokasi. Kartu pers tersebut digunakan khusus untuk meliput kegiatan RI 1 selama di Akpol.

Awak media juga diminta memakai seragam batik, ketika melakukan kegiatan peliputan tersebut. Pukul 06.30 WIB, 50 orang wartawan yang berkumpul di Mapolda, Jalan Pahawan Semarang, diberangkatkan menuju Akpol.

Pukul 06.45 WIB, rombongan sampai lokasi, hingga mengikuti Apel Kasatwil 2014. Setelah itu, awak media menunggu kedatangan sang Presiden di luar gedung hingga pukul 10.00 WIB. Jokowi pun terlihat datang bersama rombongan menaiki bus Akpol hingga masuk ke dalam lokasi kegiatan.

Namun, ketika hendak memasuki lokasi, para wartawan dicegat oleh petugas. Mereka juga tidak diizinkan untuk mengambil gambar, meski dalam waktu singkat. "Wartawan sampai sini saja ya, tidak boleh masuk," kata salah satu petugas polisi.

Saat gelaran acara itu, sebanyak 50 pewarta yang telah menunggu sejak pagi justru telantar di pelataran halaman, atau 50 meter dari tempat acara.

Negosiasi dilakukan wartawan dengan petugas. Namun, nihil. Izin untuk mengambil gambar saja tidak diberikan.

Sementara, di sisi lain, para wartawan yang tidak ikut rombongan dari Mapolda pada pagi hari bebas masuk di area kegiatan. Sehingga pada pukul 11.00 WIB, 50 wartawan memilih meninggalkan lokasi peliputan.

"Yang membuat kami walkout karena izin meliput ini pilih kasih. Ada satu media televisi nasional yang dibolehkan meliput, sementara yang lain dilarang," ujar salah satu wartawan foto media nasional.

Saat meninggalkan lokasi acara, puluhan wartawan memilih jalan kaki dari lokasi menuju jalan raya utama sekira 3 kilometer.

"Ini sebagai rasa solidaritas kami, para buruh media. Seharusnya kami tidak dipersulit. Apalagi dibeda-bedakan dengan media lain," ujar Fahmi, salah satu wartawan cetak di Semarang. "Ayo pulang, di sini tak ada kepastian. Mau masuk saja tidak boleh, padahal ada id card khusus meliput kegiatan presiden," timpal salah satu wartawan. (kompas/viva)

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang