Rencana pemerintah Jokowi mengimpor berbagai barang
menuai protes keras. Pasalnya, impor tersebut bertolak belakang dengan janjinya
dan janji PDIP selama masa kampanye. Para netizen pun menyebar kembali video
iklan yang sudah tersimpan di Youtube tersebut.
Seperti diketahui, Jokowi meloloskan impor sapi
dari Australia sebanyak 264 ribu ekor. Achmad Hafidz Tohir menilai kebijakan
Jokowi ini melukai hati rakyat, khususnya para peternak sapi lokal. Ketua
Komisi VI DPR RI itu juga menilai Presiden Jokowi mengkhianati janjinya
sendiri.
“Kebijakan Presiden Jokowi benar benar tidak sesuai
dengan janji kampanyenya, ini menunjukkan bahwa presiden kita inkonsisten,
Jokowi bagaikan menelan ludahnya sendri,” tegasnya, Kamis 27 November 2014,
seperti dikutip RRI.
Rofi Munawar, anggota Komisi IV DPR RI, juga
mengkritik kebijakan itu. Menurutnya, impor sapi akan menguras devisa negara
sebesar Rp 4,8 triliun hingga Rp 5 triliun. Jika dana tersebut dialihkan untuk
pengembangan sapi lokal tentu akan sangat bermanfaat dalam mendorong roda
ekonomi dan konsumsi daging nasional.
“Pemerintah ada baiknya melakukan proses
pelaksanaan evaluasi program swasembada daging sapi (PSDS) secara serius,
sehingga bisa dipetakan potensi dan solusi yang perlu dilakukan dalam
pengembangan swasembada daging sapi,” sarannya, Sabtu 29 November 2014, seperti
dikutip Merdeka.
Selain berencana mengimpor sapi, pemerintah Jokowi
juga akan mengimpor
2.500 kapal dari China selama lima tahun ke depan. Impor senilai Rp 15
triliun ini akan dilakukan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melalui
PT Zadasa Indonesia.
Sebelumnya, selain PDIP membuat iklan menolak
impor, Jokowi juga berjanji akan menghentikan impor. Pada 29 Maret 2014, Jokowi
menyatakan Indonesia harus berani menghentikan impor daging sapi. Menurutnya,
Indonesia memiliki kemampuan untuk menciptakan swasembada daging.
“Kita harus punya keberanian untuk beralih dari
konsumsi ke produksi. Selama ini kita tidak berani berproduksi karena tidak ada
kemauan,” kata Jokowi seperti dikutip Tempo.
Bahkan, pada pertengahan bulan lalu, Jokowi juga
menyatakan bahwa impor
bikin malas. Ia merasa prihatin akan ketergantungan pangan Indonesia
terhadap produk impor.
Agaknya, pengkhianatan terhadap janji-janji
kampanye itulah yang membuat netizen geram dan menyebar video iklan ini untuk
menolak lupa, http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=ZnNwsKK07WM
.
.
Mengenang Kreatifitas Iklan PDIP Indonesia Hebat
Iklan politik yang disajikan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjelang Pemilu 2014 dalam bentuk nasi tumpeng dengan berbagai isinya dinilai cukup kreatif.
"PDIP kan mengacu pada Bung Karno. Jadi sebenarnya itu memang sudah selaras dengan kondisi negeri ini. Iklan itu cerminan dari kondisi bangsa," ujar pengamat periklanan Iman Brotoseno kepada wartawan, Jakarta, Kamis.
Iman Brotoseno mengatakan, iklan berdurasi sekitar 60 detik itu digambarkan bahwa bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagian besar didatangkan dari luar negeri, misalnya jagung dari India, beras dari Vietnam, dan bahan pokok lainnya.
Termasuk daging yang juga diimpor dari negara tetangga, sehingga dinilai mencerminkan kondisi bangsa Indonesia sekarang.
Menurut Iman Brotoseno, kondisi bangsa saat ini belum sesuai dengan keinginan para pendiri bangsa seperti Soekarno yang menginginkan Indonesia menjadi negara dengan berkedaulatan pangan. [bersamadakwah/antara]
"PDIP kan mengacu pada Bung Karno. Jadi sebenarnya itu memang sudah selaras dengan kondisi negeri ini. Iklan itu cerminan dari kondisi bangsa," ujar pengamat periklanan Iman Brotoseno kepada wartawan, Jakarta, Kamis.
Iman Brotoseno mengatakan, iklan berdurasi sekitar 60 detik itu digambarkan bahwa bahan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagian besar didatangkan dari luar negeri, misalnya jagung dari India, beras dari Vietnam, dan bahan pokok lainnya.
Termasuk daging yang juga diimpor dari negara tetangga, sehingga dinilai mencerminkan kondisi bangsa Indonesia sekarang.
Menurut Iman Brotoseno, kondisi bangsa saat ini belum sesuai dengan keinginan para pendiri bangsa seperti Soekarno yang menginginkan Indonesia menjadi negara dengan berkedaulatan pangan. [bersamadakwah/antara]
0 komentar:
Posting Komentar