Alt/Text Gambar

24 Desember 2014

24 Desember 2014

Film Senyap (Memandang G30S-PKI dari Sudut Pandang Geo-Politik)

Pemutaran film senyap akhir-akhir ini memang mengundang beberapa polemik, di satu sisi ada yang mendukung dan di satu sisi lain ada yang sangat-sangat kontra bahkan berusaha untuk membubarkan, di beberapa tempat sudah terjadi.



Secara singkat Film senyap dibuat dengan gaya dokumenter bersifat Mosaik. Jika ingin melihat lebih jauh apa itu Mosaik, maka anda disarankan untuk menonton Film Inception (Leonardo Di Caprio) dan Novel-Novel Andrea Hirata.

Kelompok humanis berargumentasi bahwa konflik dalam film senyap merupakan konflik yang diimbasi oleh geo-politik saat itu. Maksudnya pada awal naiknya Partai Komunis Indonesia 1955-1965 terjadi hubungan dekat dan harmonis dengan Russia (Uni Soviet) dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok).



Perebutan Irian Barat (Irian Jaya) mendapat sokongan penuh dari Russia, hal itu dibuktikan dengan kiriman senjata termasuk pesawat MIG – 21 dan Sukhoi versi awal. Selain itu ada juga drop AK-47 pada awalnya 10.000 pucuk dari China. Pada waktu itu Belanda berada di blok Amerika Serikat dan Inggris.


Konflik melebar kepada malam 30 September 1965 berujung pagi 1 Oktober 1965. Sampai saat ini ada ungkapan kalau gagalnya kudeta itu bukan karena kalah amunisi dan senjata tapi karena pasukan Kostrad dan RPKAD (Kopasus) berhasil meredam dengan nasi bungkus, karena pihak Untung Syamsuri dan Brigjen Sabur terlambat mengirim nasi Kotak kepada pasukan kudeta yang kelaparan.


Sarwo Edhie Wibowo bermain sebagai poros tengah (mirip dengan pola Susilo Bambang Yudhoyono dan Pramono Edhie Wibowo), pada awalnya dia bertemu dengan perwakilan dari Jendral Soeharto dan berikutnya bertemu dengan Jendral Sabur, pimpinan pasukan Cakrabhirawa yang diduga Pro-PKI. Sampai jam 10 pagi RPKAD dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo masih bersikap netral dan bergerak dalam rangka pengamanan.

Jika membaca biografi ibu Ani Yudhoyono akan tergambar jelas sekali poros tengah ini, Ibu Ani menyapu rumah kemudian ayahnya kedatangan tamu. Tidak lama kemudian dia diajak masuk ke kamar dan bertanya-tanya tentang Ade Irma Suryani kok ditembak yang merupakan teman bermainnya.



Sejarah kemudian berlanjut dengan referndum Irian Barat dimana Indonesia tidak bersekutu dengan Amerika Serikat, tetapi bermitra strategis. Belanda juga berada di pihak NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) bersama Amerika Serikat dan Inggris.

Sejarah kemudian melesat dari Freeport, Malari, Tanjung Priok, Operasi Pembebasan Sandera Pesawat Garuda Woyla, Penembakan misterius (1980-an), Garuda Hitam (1988), Daerah Operasi Militer (DOM), Reformasi 1998 (dari Jakarta hingga Timor Leste).

Diikuti Aceh 2003-2006 (terobosan utamanya adalah dengan KTP Merah Putih yang sekarang diadopsi secara nasional menjadi E-KTP), subprime mortage (2008-2009), Mesuji Lampung (2012) serta Pilpres 2014 diikuti dengan gonjang-ganjing RON 88 dan RON 90 di medio desember 2014.



Pardigma yang digunakan kelompok yang meminta pencabutan TAP MPRS berkenaan larangan komunisme itu mengandung 2 sisi. Harus dilihat isi dari permintaan meminta dan latar belakang pengusulnya. Film Senyap dari sudut pandang kelompok humanis tepat, namun harus hati-hati karena bertentangan dengan TAP MPRS serta tidak semua orang Indonesia memiliki pandangan yang sama.

Pada tahun 1998 – 2002 di bawah Presiden Gus Dur dan Megawati, sedang dekat-dekatnya dengan Russia dan China, karena Indonesia diembargo senjata. Sedangkan sekarang di tahun 2014 Indonesia sedang bermitra strategis dengan Amerika Serikat dan sekutunya.

Ada pesawat T-50 Golden Eagle yang meruapakan turunan langsung dari F-16, yang kabarnya mirip dengan Mitsubishi F-2 serta F-CK-1 Ching-kuo milik Taiwan. Indonesia juga punya varian lokal yaitu IF-X bekerja sama dengan Korea Selatan.

Misteri lain yang masih ditanyakan adalah pesawat A-4 dan F-5 yang sekarang kabarnya difungsikan sebagai pesawat latih. Hingga sekarang rumor berkembang itu adalah impor dari Israel. Pilotnya latihan terbang di Israel namun pembrevetan dilakukan di Amerika Serikat.

Ferril Irham Muzaki
Kompasiana

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang