Dalam kehidupan, air memegang
peranan penting. Hampir semua sendi kehidupan membutuhkan air dalam setiap
geraknya. Apa jadinya bila air berhenti mengalir? Maka akan terjadi bencana
kekeringan yang lambat laun bisa melumpuhkan roda kehidupan. Air yang tergenang
lambat laun akan menjadi sarang penyakit. Bagaimana dengan udara? Udara yang
terperangkap dalam ruangan lambat laun akan menjadi pengap dan merusak
pernafasan.
Bumi, matahari, bulan, bintang, planet
dan sistem tata surya, semua berotasi pada porosnya. Apabila terhenti sedetik
saja maka akan terjadi kerusakan dan bencana yang luar biasa.
Bagaimana dengan manusia? Mahluk yang dikarunia oleh Allah akal dan pikiran, sehingga diangkat sebagai khalifah dimuka bumi. Secara fisik jika manusia berhenti, diam, tidak melakukan aktifitas, maka lambat laun kesehatannya pasti terganggu. Selain mudah lelah, berbagai penyakit akan berdatangan.
Bagaimana dengan manusia? Mahluk yang dikarunia oleh Allah akal dan pikiran, sehingga diangkat sebagai khalifah dimuka bumi. Secara fisik jika manusia berhenti, diam, tidak melakukan aktifitas, maka lambat laun kesehatannya pasti terganggu. Selain mudah lelah, berbagai penyakit akan berdatangan.
Demikian pula dengan pikiran, seseorang yang membiarkan otaknya berhenti berpikir, maka lambat laun pikirannya akan terganggu. Sulit berpikir logis dan sistematis. Berpikirnya meloncat-loncat, sulit mengingat dan mudah lupa. Dan bila telah menjadi kebiasaannya, maka pada usia tuanya akan menjadi pikun.
Jika alam dan manusia harus
bergerak maka demikian pula halnya dengan masyarakat dan organisasi.
Perbedaan cita-cita dari orang yang beriman dan tidak, terletak pada niat dan orientasi. Seorang mukmin yang memiliki cita-cita yang bersih dan kuat akan membuatnya memiliki ketulusan gerak dan pemikiran. Niat yang tulus itu pula yang membuatnya selalu bersemangat. Mungkin sesekali dia beristirahat karena lelah tapi dia akan segera bangkit kembali meneruskan cita-cita kepada-Nya.
Orientasi cita-cita kita
kepada-Nya akan menjadikan cita-cita kita seumpama energi yang terus menyala. Benarlah
bahwa seseorang yang yakin akan pertolongan dan ke-Maha Baikan Allah ia tidak
pernah berhenti bercita-cita. Ia akan terus memohon agar cita-citanya tercapai
sesuai sunatullah. Berusaha dan berproses, selain itu bersyukurlah selalu atas
apa yang telah kita terima selama ini. Cita adalah keniscayaan jika Allah
menjadi tujuan.
Jangan sekali-kali berhenti, diam
atau stagnan. Jangan takut perubahan, perbaikan, dan pembauran. Sebab semua
ciptaan-Nya ditakdirkan selalu bergerak dalam sebuah rotasi yang telah
ditentukan.
Dikutip dari: FB Puri Wulandari
0 komentar:
Posting Komentar