Alt/Text Gambar

06 Desember 2014

06 Desember 2014

Bergegas Untuk Beranjak Kembali

"Faidza faraghtha fanshab, wa ila Rabbika farghab."


Dalam kehidupan, air memegang peranan penting. Hampir semua sendi kehidupan membutuhkan air dalam setiap geraknya. Apa jadinya bila air berhenti mengalir? Maka akan terjadi bencana kekeringan yang lambat laun bisa melumpuhkan roda kehidupan. Air yang tergenang lambat laun akan menjadi sarang penyakit. Bagaimana dengan udara? Udara yang terperangkap dalam ruangan lambat laun akan menjadi pengap dan merusak pernafasan.

Bumi, matahari, bulan, bintang, planet dan sistem tata surya, semua berotasi pada porosnya. Apabila terhenti sedetik saja maka akan terjadi kerusakan dan bencana yang luar biasa.

Bagaimana dengan manusia? Mahluk yang dikarunia oleh Allah akal dan pikiran, sehingga diangkat sebagai khalifah dimuka bumi. Secara fisik jika manusia berhenti, diam, tidak melakukan aktifitas, maka lambat laun kesehatannya pasti terganggu. Selain mudah lelah, berbagai penyakit akan berdatangan.

Demikian pula dengan pikiran, seseorang yang membiarkan otaknya berhenti berpikir, maka lambat laun pikirannya akan terganggu. Sulit berpikir logis dan sistematis. Berpikirnya meloncat-loncat, sulit mengingat dan mudah lupa. Dan bila telah menjadi kebiasaannya, maka pada usia tuanya akan menjadi pikun.

Jika alam dan manusia harus bergerak maka demikian pula halnya dengan masyarakat dan organisasi.

Perbedaan cita-cita dari orang yang beriman dan tidak, terletak pada niat dan orientasi. Seorang mukmin yang memiliki cita-cita yang bersih dan kuat akan membuatnya memiliki ketulusan gerak dan pemikiran. Niat yang tulus itu pula yang membuatnya selalu bersemangat. Mungkin sesekali dia beristirahat karena lelah tapi dia akan segera bangkit kembali meneruskan cita-cita kepada-Nya.

Orientasi cita-cita kita kepada-Nya akan menjadikan cita-cita kita seumpama energi yang terus menyala. Benarlah bahwa seseorang yang yakin akan pertolongan dan ke-Maha Baikan Allah ia tidak pernah berhenti bercita-cita. Ia akan terus memohon agar cita-citanya tercapai sesuai sunatullah. Berusaha dan berproses, selain itu bersyukurlah selalu atas apa yang telah kita terima selama ini. Cita adalah keniscayaan jika Allah menjadi tujuan.

Jangan sekali-kali berhenti, diam atau stagnan. Jangan takut perubahan, perbaikan, dan pembauran. Sebab semua ciptaan-Nya ditakdirkan selalu bergerak dalam sebuah rotasi yang telah ditentukan.

Dikutip dari: FB Puri Wulandari

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates | ReDesign by PKS Kab.Semarang