Sebagai
catatan, tulisan ini tidak dimaksudkan untuk membuat ramalan atau
sejenisnya. Penulis hanya berupaya untuk menarik pelajaran dari hal-hal
yang secara tidak sengaja ‘berhubungan’ dengan PKS. Jadi, tidak ada yang sakral
dengan nomor surat.
Analoginya, seperti seorang anak yang kebetulan
lahir pada tanggal 17 Agustus. Tentu kelahiran itu tidak dapat
direncanakan supaya tepat pada tanggal 17 Agustus. Namun, karena
momentumnya sama dengan tanggal kemerdekaan RI, tidak ada salahnya anak
yang lahir pada tanggal tersebut juga diberi motifasi tentang semangat
perjuangan dan kemerdekaan”.
Maka Saya sebagai Penulis sangat berterima
kasih karena sudah diberikan ide untuk menuliskan kembali secara utuh
kaitan antara kehadiran PKS dalam Pemilu di Indonesia dan hubungannya
dengan Nomor Urut PKS di setiap Pemilu serta kaitannya dengan
Surat-Surat di Dalam Al-Qur’an
Tahun 1999, PK / PKS Dengan No. Urut 24 (QS. An-Nur)
Saat
masih PK (Partai Keadilan) saati itu, Partai Dakwah ini mendapatkan No
Urut 24 dari 48 Partai Peserta Pemilu saat itu, Angka 24 ini disambut
meriah dengan Takbir oleh Kader Dakwah karena angka 24 ini sangat kuat
sekali dengan jumlah huruf yang ada didalam Syahadat “La Ilaha Ilallah
Muhammadarrasulullah”, Pondasi Tauhid dengan Program Tarbiyah
dikencangkan oleh PK saat itu.
Saya
mencoba mengkajinya dari No Urut 24 berdasarkan Surat didalam
Al-Qur’an, Jika Kita membaca maka Kita akan menemukan QS. An-Nur.
Surat An-Nur merupakan surat yang ke 24 di dalam Al Qur’an. Surat An-Nur terdiri dari 64 ayat dan surat An-Nur merupakan golongan surat Madaniyyah karena diturunkan di kota madinah. Dinamakan An-Nur yang berarti cahaya yang di ambil dari kata An-Nur yang terdapat pada ayat ke 35.
Dalam surat An-Nur, Allah
swt menjelaskan tentang Nur Ilahi, yaitu Al-Quran yang mengandung
petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah swt itu, merupakan cahaya
yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat An Nur sebagian
besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan
soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Lalu
Bagaimana kaitanya dengan PK (PKS Saat ini)? PK adalah hasil dari
“Cahaya” yang kader-kadernya lakukan selama dalam Gerakan Dakwah dibawah
tekanan Soeharto saat itu, Dakwah dengan mengajarkan Hukum-hukum Allah
kepada Mahasiswa, Siswa, Yayasan, LSM sehingga tertanamnya hukum Allah
disetiap orang yang mengikuti ta’lim yang mereka selenggarakan.
Kader-Kader Dakwah yang ada di dalam PKS tampil dengan sederhana bahkan
tetap konsisten mengajarkan Islam kepada siapapun yang disebut Halaqoh,
Sebagaimana penegasan bahwa QS. An-Nur itu disebut Cahaya lantaran
Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi siapapun yang mempelajarinya. Di
masa itu Ayat yang sering disampaikan para Asatidz (Ustadz-Ustadz)
adalah “Ta’limunal Kitab Wama Kuntum Tadrusun” yang artinya Kalian
Belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kembali” dan inilah yang menjadi
kekuatan PK hingga hari ini, apalagi pada saat awal terbentuknya.
Surat An-Nur
sarat dengan beragam hukum yang menyangkut interaksi antara kaum wanita
dengan kaum pria. Hukum-hukum itu berguna sebagai solusi terhadap
berbagai problem sosial yang biasa muncul dengan adanya interaksi
tersebut.
Hukum
yang sangat keras terhadap pelaku kejahatan zina diterangkan dengan
jelas, dibarengi dengan sejumlah hukum yang bisa untuk mencegah, atau
meminimalisir, tersebarnya tindakan kriminal tersebut. Sebut misalnya hukum
bagi pelaku Qadzaf (tuduhan zina, perihal li’an antara suami isteri,
keharaman memandang lawan jenis disertai syahwat, larangan menampakkan
perhiasan (aurat) pada selain kerabat mahram, aturan untuk berpakaian
yang Syar’I (jilbab dan khimar), larangan berkhalwat (berduaan antara
pria dan wanita bukan muhrim), dilarang berikhtilath (bercampur baur)
antara pria dan wanita yang bukan muhrim, adab bertamu dan masuk rumah,
adab memasuki kamar orang tua, dan sebagainya.
Karena
padatnya dan luasnya kandungan hukum yang di jelaskan di surat an Nur –
terutama menyangkut hubungan pria-wanita -, serta dengan pentingnya
hukum-hukum yang diterangkan oleh Allah SWT, maka pantas kiranya
Khalifah Umar bin Khaththab ra pernah berkirim surat kepada penduduk
kota Kufah, yang isinya : “Ajarkanlah surat an Nur kepada kaum wanita kalian” (Riwayat Qurthubi)
Jika
Anda melihat penjelasan ini maka sangat terlihat didalam setiap Pria
dan Wanita di PKS selalu menjaga hijab, menjaga pandangan, menjaga hati
dan menjaga apapun yang harus dijaga agar tetap berada dalam “Cahaya”
Allah Swt, pada Masa itu juga Asatidz sering menyampaikan Firman Allah
yang intinya ” Minal Julumat Ilannur” Dari Kegelapan menuju Cahaya.
Di masa
ini pula lahir sebuah buku yang berisi perjalanan Kader PK yang menjadi
Anggota DPR RI dan DPRD dengan judul “Bukan Dari Negeri Dongeng” yang
ditulis Helvi Tiana Rosa dkk.
...bersambung
oleh: ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan
Twitter : @assyarkhan
www.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar